2. Terbuat dari papan dan pasak
Bahtera penyelamat Nabi Nuh tidak memiliki nama khusus, tetapi disebut sebagai safina, kata yang lazim untuk perahu. Hal tersebut tercantum dalam Al-Qur'an surat Al Qamar ayat 13,
وَحَمَلْنٰهُ عَلٰى ذَاتِ اَلْوَاحٍ وَّدُسُرٍۙ . تَجْرِيْ بِاَعْيُنِنَاۚ جَزَاۤءً لِّمَنْ كَانَ كُفِرَ
Artinya: Kami mengangkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak yang berlayar dengan pengawasan Kami sebagai balasan (kebaikan) bagi orang yang telah diingkari (kaumnya).
Tidak ada penjelasan lain dalam Al-Qur'an terhadap rincian pembuatan bahtera tersebut dan bagaimana rupanya.
BACA JUGA:Waspada Kesehatan Mulai Menurun, Ini Beberapa Penyakit Mulai Menyerang saat Usia 40 Tahun
Meskipun Abdullah bin Abbas, salah seorang sahabat Nabi Muhammad, menulis bahwa tatkala Nabi Nuh merasa ragu-ragu pada bentuk bahtera yang akan dibuatnya, Allah mewahyukan kepadanya bahwa perahu tersebut akan berbentuk seperti perut burung dan terbuat dari kayu jati.
3. Memuat binatang dan orang-orang yang beriman
Allah telah memberikan jaminan kepada Nabi Nuh dan umatnya keselamatan dari siksaan dan azab yang diperuntukkan pada orang-orang zalim.
Hal tersebut tercantum dalam Al-Qur'an surat Al Mu'minun ayat 27,
فَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِ اَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا فَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ فَاسْلُكْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ مِنْهُمْۚ وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۚ اِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ
Artinya: Kami wahyukan kepadanya, "Buatlah kapal dengan pengawasan dan petunjuk Kami. Apabila perintah Kami telah datang dan tungku (dapur) telah memancarkan air, masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis (binatang), juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
Dalam buku Bahtera Sebelum Nabi Nuh Kisah Menakjubkan tentang Misteri Bencana Banjir di Zaman Kuno yang disusun oleh Dr. Irving Finkel, disebutkan bahwa perahu itu mempunyai 3 lantai, lantai dasar untuk binatang buas dan merayap, lantai kedua untuk manusia, dan lantai ketiga untuk unggas dan burung-burung.
Bahtera itu mempunyai pintu yang terletak di tengah dan mempunyai daun pintu yang mengunci rapat dari atas. Di setiap ruas kayu, baik dari dalam maupun luar, dilumuri dengan tir yang berfungsi menahan air agar tidak bisa masuk.
BACA JUGA:Tidak hanya Manis, Ini 10 Manfaat Buah Semangka, Menyehatkan Mata dan Mencegah Kanker
4. Berlabuh di Gunung Judiy