Fatwa MUI Haram Menggunakan Produk Israel dan Negara Pendukungnya

Sabtu 11-11-2023,17:55 WIB
Reporter : Siska Harliana
Editor : Purnama Sakti

1. Sosoknya Sangat Misterius 

Dia hanya membuat tiga pernyataan dalam sembilan tahun terakhir. Dia tidak muncul di depan umum selama hampir tiga dekade. Hanya ada dua foto buram tak bertanggal yang ada, yang lain menunjukkan dia mengenakan keffiyeh Palestina atau menampilkan siluetnya. 

Namun bagi Israel, tidak salah lagi suara di balik rekaman video yang dirilis beberapa jam setelah serangan pada Sabtu (7/10/2023)—serangan paling mematikan ke wilayah Israel sejak Perang Yom Kippur 50 tahun lalu—adalah suara Deif. “Mengingat berlanjutnya kejahatan terhadap rakyat kami, mengingat pesta pora pendudukan dan penolakannya terhadap hukum dan resolusi internasional, dan mengingat dukungan Amerika dan Barat, kami memutuskan untuk mengakhiri semua ini, sehingga musuh paham bahwa dia tidak bisa lagi bersenang-senang tanpa dimintai pertanggungjawaban,” kata orang dalam video itu, yang diyakini sebagai Deif. 

Menyebut serangan itu sebagai “Operasi Badai Al-Aqsa”, dia juga merujuk pada “blokade Gaza selama 16 tahun, pendudukan Israel, dan serangkaian insiden baru-baru ini yang telah membuat ketegangan Israel-Palestina mencapai puncaknya”. 

Sedikit yang diketahui publik tentang Deif, yang telah bekerja dalam bayang-bayang selama bertahun-tahun dan menggunakan nama samaran. Deif berarti “tamu” dalam bahasa Arab dan mengacu pada praktik militan Palestina yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain agar tidak terdeteksi oleh intelijen Israel. 

BACA JUGA:Lulusan D3 Merapat, PT Berdikari Buka Lowongan Kerja, Ini Syarat dan Kualifikasinya

Terlahir sebagai Mohammed Diab Ibrahim al-Masri sekitar tahun 1960-an, Deif dibesarkan di kamp pengungsi Palestina di Khan Younis di Gaza dan berasal dari keluarga miskin, menurut surat kabar berbahasa Arab Asharq Al-Awsat. 

Dia harus meninggalkan sekolah untuk sementara waktu untuk membantu keuangan keluarganya, memegang beberapa pekerjaan mulai dari sopir hingga bekerja di peternakan unggas.

2. Anak Didik Pembuat Bom yang Ditakuti Israel 

Ketika Hamas dibentuk pada akhir tahun 1980-an untuk memerangi pendudukan Israel di Gaza, Deif sudah berusia 20-an tahun. Harian Asharq Al-Awsat menyebutkan Deif bergabung dengan Hamas pada akhir tahun 1987, sebelum kembali kuliah dan mendapatkan gelarnya pada tahun 1988 setelah lulus dari Universitas Islam Gaza. 

Dia, yang berkomitmen penuh pada tujuan Hamas untuk "menghancurkan Israel dengan peperangan dan mendirikan negara Palestina", dengan cepat naik pangkat sebagai anak didik pemimpin pembuat bom yang ditakuti Israel; Yehya Ayyash, yang juga dikenal sebagai "The Engineer". 

Ayyash disalahkan atas serangkaian pengeboman bus yang mematikan di Israel pada awal tahun 1990-an. Setelah pembunuhannya oleh Israel pada tahun 1996, terjadi lagi pengeboman bus. 

Deif kemudian dituduh mendalangi serangan sebagai balas dendam, bersama dengan banyak orang lainnya terhadap warga Israel. Deif dilaporkan terlibat dalam pembuatan roket dasar pertama Hamas dan telah berjasa merancang roket Qassam, lebih dari 3.000 roket ditembakkan pada hari Sabtu saja. 

Jumlah persenjataan roket Hamas kini mencapai puluhan ribu, menurut The Financial Times. Pada tahun 2021, Hamas mengerahkan banyak roket dalam upaya untuk membanjiri sistem pertahanan udara Israel, yang hampir kehabisan amunisi sebelum gencatan senjata, yang menunjukkan kemampuan untuk terus berkembang seiring dengan pencapaian teknologi militer Israel. 

BACA JUGA:Begini Kisah Tragis Remaja Putri Usia 19 Tahun yang Nekat Tenggak Racun Hingga Meninggal Dunia

3. Sosok di Balik Terowongan Gaza 

Kategori :