Untuk itu perlu kita tegaskan dengan setegas-tegasnya, kita tanamkan dalam diri untuk memberikan penekanan bahwa inti puasa itu bukan sahur.
"Pernyataan inti puasa adalah sahur adalah pernyataan tidak berdasar, dan membahayakan. Sahur hukumnya dianjurkan ketika puasa, namun bukan inti puasa," sebutnya dikutip dari laman Konsultasi Syariah pada Rabu (7/4/2021).
Dalil tegas yang menunjukkan hal ini adalah hadis dari ummul mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha menceritakan:
دخل علي النبي صلى الله عليه وسلم ذات يوم فقال: «هل عندكم شيء؟» فقلنا: لا، قال: «فإني إذن صائم»
“Suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami, dan bertanya, ‘Apakah kalian punya makanan?‘ Kami menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian beliau bersabda: “Kalau begitu, saya akan puasa.”. (HR. Muslim 1154, Nasai 2324, Turmudzi 733).
BACA JUGA:Pinjaman Online Mandiri Langsung Cair, Plafon Rp 25 Juta Tenor Sampai 60 Bulan, Ini Syaratnya
Pada hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi istrinya di pagi hari. Beliau menanyakan kepada istrinya, apakah di rumah ada makanan untuk sarapan. Artinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memiliki niat puasa ketika itu.
Kemudian ketika Aisyah menjawab bahwa beliau tidak memiliki makanan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan puasa. Ini menunjukkan bahwa pada malam harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak makan sahur, karena pada malam itu, tidak ada keinginan dari beliau untuk berpuasa. Beliau baru menyatakan berpuasa di pagi harinya. Allahu a’lam
Namun, meskipun begitu umat muslim tetap dianjurkan untu bersahur sebelum puasa, sebab ada begitu banyak keutamaan dari sahur yang akan didapatkan.
Berikut keutamaan makan sahur di bulan Ramadhan
1. Waktu sahur merupakan waktu yang baik untuk memohon ampun.
Waktu sahur adalah waktu yang diberkahi Allah SWT. Beberapa riwayat mengatakan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan hamba-Nya.
BACA JUGA:Pinjaman Online BCA Langsung Cair KTP, Pinjam Rp 3 Juta Cicilan Ringan, Tidak Pakai Jaminan
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari & Muslim. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
Artinya: Rabb kita tabaroka wa ta'ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: "Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).