Sebagian besar umat justru tetap menentang ajarannya dan bertahan pada kesesatan. Hijrah ke Mesir kemudian menjadi pilihannya bersama umat yang taat. Saat itu penduduk Mesir sudah lebih banyak.
Umatnya diperintahkan semuanya untuk ikut menuju ke Mesir. Tidak sedikit yang masih meragukan soal jaminan tempat tinggal dan kecukupan dalam hidup.
“Misalnya kita hijrah, tempat manakah yang sama dengan tempat kita?”
“Kalau kita hijrah karena Allah SWT, maka kita pasti akan mendapat rezeki yang sama seperti tempat tinggal sebelumnya,” demikianlah jawabnya dengan tenang.
Dari Babilonia, Nabi Idris dan umatnya pun bergerak menuju Mesir. Sepanjang perjalanan, rombongan banyak berzikir mengingat Allah.
Selanjutnya, dakwah di Mesir lebih banyak mendapatkan penerimaan. Sampai pada akhirnya, ia wafat pada usia ke-345 tahun.
BACA JUGA:Catat! Ini 4 Amalan Nabi Muhammad SAW saat Puasa, Mengakhiri Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Demikian kisah Nabi Idris yang dikenal sebagai sosok yang cerdas dan paham ilmu kehidupan. Semoga bermanfaat.
Putri Nurhidayati