Dikutip dari beberapa sumber, dalam sebuah video Mbah Benu menyebut keputusan menetapkan Idul Fitri pada Jumat (5/4) sudah mengonfirmasi langsung via telepon kepada Allah SWT.
"Saya tidak ada perhitungan, saya menelpon langsung kepada Allah Ta'ala, ‘Ya Allah kemarin tanggal 4 ini sudah 29 hari, 1 Syawalnya kapan, Allah Ta'ala bilang jumat tanggal 5’," kata Mbah Benu.
BACA JUGA:Bukan NU atau Muhammadiyah, Sebenarnya Jamaah Aolia Menganut Aliran Apa?
Sontak video tersebut ramai diperbincangkan oleh netizen dan menjadi viral. Mbah Benu selaku pimpinan jamaah masjid Aolia membuat video klarifikasi untuk meluruskan pernyataannya yang viral di media sosial ini.
Untuk informasi, KH. Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu berasal dari keturunan tokoh penting di Jawa Tengah. Mbah Benu menjadi urutan ke sembilan dari Gagak Pranolo I. ia tinggal di daerah Panggang, Gunungkidul.
BACA JUGA:Jamaah Masjid Aolia Gunung Kidul 2024 Lebaran Lima Hari Lebih Cepat, Ajaran Apa yang Dianut?
Seperti yang diktehaui Mbah Benu tidak memiliki pesantren namun ia memiliki jemaah yang disebut jemaah Aolia Gunungkidul.
Beredar kabar bahwa Mbah Benu pernah berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, namun pendidikannya tidak terselesaikan.
Pimpinan jemaah Aolia ini mendapat pengetahuan ilmu agama Islam dari sang ayah yakni Sholeh bin K.H. Abdul Ghani bin Kyai Yunus. Ayah dari Mbah Benu adalah lulusan dari pesantren besar di daerah Madura dan menjadi murid dari Mbah Kholil Bangkalan.
Kemudian, beredar juga informasi yang mengatakan bahwa Mbah Benu menganut aliran Ahlussunnah Wal Jamaah. Namun, untuk anak dan istri dari Mbah Benu hingga kini belum diketahui identitas pastinya.
BACA JUGA:Fakta Jemaah Aolia Gunung Kidul yang Merayakan Lebaran Idul Fitri Hari Ini, Ternyata Ini Alirannya
Sementara itu, Jamaah Aolia memiliki perbedaan yang cukup kental dari beberapa muslim lainnya. Berikut fakta Jamaah Aolia yang perlu diketahui masyarakat:
1. Lahir di Gunungkidul
Jamaah Aolia memang lebih dikenal Jamaah Masjid Aolia ketika muncul. Penganutnya kebanayak dari Kapanewon Panggang, di belahan wilayah Bumi Handayani Gunungkidul.
Berkembang di Gunungkidul, banyak dari keluarga di sekitar wilayah tersebut mengikuti ajaran Islam ini.
2. Ribuan Jamaah tersebar di seluruh wilayah