Anggota DPD REI Sumsel
Ketua DPD REI Sumsel Zewwy Salim mengungkapkan, pihaknya turut berduka dan prihatin jika benar salah satu korban pembunuhan dukun Mbah Slamet bernama Mulyadi, seorang developer. “Dia memang anggota REI. Orangnya baik, humble,” katanya, tadi malam.
BACA JUGA:Janji Mbah Slamet, Duit Rp 70 Juta Jadi Rp 5 Miliar. Ada Korban dari Palembang, Dikubur Satu Lubang
Menurut Zewwy, baik Mulyadi maupun adiknya memang anggota aktif REI Sumsel. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda Sumsel, bisnis perumahan mengalami kesulitan. “Dia memang tidak ada kabar setahun terakhir. Kami sangat terkejut dan tidak menyangka kalau informasinya seperti ini,” imbuh dia.
Seingat Zewwy, empat tahun lalu Mulyadi pernah pula tertipu kasus serupa. “2018 itu di Jawa dengan badan terikat dan mulut kena lakban. Informasinya hilang uang Rp300 juta. Ini berarti kejadian kedua,” beber dia.
Dia mengimbau kepada seluruh anggota DPD REI Sumsel untuk menjalankan usaha secara realistis. “Usaha pasti pasang surut. Semangat dan sharing, itu kuncinya. Tidak ada yang instan. Jangan percaya penggandaan uang,” tandasnya.
BACA JUGA:Kuburan Massal di Kebun Slamet Terbongkar, Ada 10 Mayat Korban Dukun Pengganda Uang
Kemarin, jumlah korban Mbah Slamet bertambah menjadi 12 orang. “Kemarin 10, hari ini (kemarin) ada dua lagi ditemukan di ladang,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andri Sulityo. Rata-rata jenazah dalam kondisi rusak.
BACA JUGA:Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang; 10 Korbannya Dikasih Minum Potas
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy menyatakan, petugas masih masih mengidentifikasi para korban dukun Slamet. Aksi pembunuhan berantai ini dilakukan sejak 2020. “Aksi tersangka sejak 2020. Karena itu, sebagian korban tinggal tulang belulang,” terang Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto.
(tim)