NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Orang tua harus tahu! begini cara menghilangkan trauma pada anak setelah dimarahi.
Mengasuh dan mendidik anak baik secara mental maupun fisik sudah menjadi tanggung jawab orangtua sehingga seharusnya pola asuh yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan anak. Pola asuh yang diterapkan orangtua juga dapat menjadi salah satu faktor terbesar penentu sikap anak ketika sudah beranjak dewasa.
BACA JUGA:Anak Terlambat Bicara Nanti Juga Bisa Sendiri, Berikut Mitos dan Fakta Seputar Pertumbuhan Anak
Namun, seringkali banyak orangtua yang memarahi si anak. Ketika anak dimarah dapat membuat anak tertekan dan memberontak dan dapat berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
Jika hal ini sudah terjadi, tentu sebagai orangtua kamu perlu memperbaiki mental anak supaya tidak merasa tidak percaya diri atau justru menutup dirinya karena selalu terstigma dengan kata-kata yang dikeluarkan oleh orangtua saat sedang marah serta anak juga dapat merasakan trauma yang mendalam sehingga menghambat pertumbuhannya saat beranjak dewasa.
BACA JUGA:Ini 5 Mitos Pola Asuh Anak dari Sosok Ayah, Harus Ditepis dari Sekarang
Menghilangkan trauma pada anak setelah mereka dimarahi merupakan proses yang memerlukan perhatian dan pendekatan yang tepat.
Berdasarkan panduan dari laman resmi Hello Sehat, berikut ini cara menghilangkan trauma pada anak setelah dimarahi:
1. Mendengarkan dengan Penuh Perhatian
Langkah pertama yang penting adalah mendengarkan anak dengan penuh perhatian. Hal ini berarti memberikan mereka kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka tanpa interupsi.
Anak perlu merasa didengar dan dipahami dalam situasi-situasi sulit seperti ini. Hindari memberikan solusi atau nasihat sebelum mereka selesai berbicara, karena yang terpenting pada tahap ini adalah mendengarkan dan memahami perasaan mereka.
BACA JUGA:Ini 5 Mitos Pola Asuh Anak yang Sudah Terbantah, Namun Masih Banyak yang Percaya
2. Meminta Maaf dengan Jujur
Jika Anda sebagai orang tua merasa telah melampaui batas dalam memarahi anak dan hal itu menyebabkan trauma, penting untuk meminta maaf secara jujur.
Meminta maaf tidak hanya mengajarkan anak tentang pentingnya bertanggung jawab atas kesalahan, tetapi juga membantu memulihkan hubungan yang rusak karena kejadian tersebut.