Ketika melalui proses pengawetan, makanan ini ditambahkan dengan zat TBHQ (tertiary-butyl hydroquinone), yaitu pengawet berbahan dasar minyak yang juga terkandung dalam pestisida.
Organ pencernaan memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna jenis pengawet ini, bahkan lebih dari dua jam sehingga bisa mengganggu jalannya pencernaan.
Lamanya waktu untuk mencerna TBHQ dapat membuat sistem pencernaan terpapar zat tersebut lebih lama.
Akibatnya, terjadi penurunan pada kemampuan sistem pencernaan dalam menyerap nutrisi dari makanan.
BACA JUGA:196 Desa di Kabupaten Halmahera Utara Terima Kucuran Dana Desa 2024, Ini Rinciannya
Selain itu, waktu mencerna yang lama juga menyebabkan terjadinya penumpukan mie instan dan memperberat kerja sistem pencernaan.
Oleh karena itu, jika mie instan dikonsumsi setiap hari, hal ini berpotensi menimbulkan penyakit yang serius seperti sembelit dan usus bocor.
4. Penyakit Jantung
Kandungan natrium yang tinggi dalam mie instan tidak hanya bisa menaikkan tekanan darah dan mengganggu fungsi ginjal, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung karena adanya kandungan MSG (monosodium glutamat) yang digunakan agar rasa mie instan lebih gurih.
Itulah sebabnya mie instan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi dan gagal jantung kongestif, serta pengguna obat-obatan antidepresan dan obat diuretik.
5. Diabetes
Salah satu bahan mie instan adalah maida, yaitu olahan tepung terigu yang sudah melewati proses penggilingan, penghalusan, dan pemutihan.
Perlu diketahui, maida tidak mengandung nutrisi apa pun, selain hanya kaya akan rasa.
Maida juga memiliki kandungan gula yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan gula darah.
Ketika mengonsumsi bahan olahan ini, organ pankreas akan melepaskan hormon insulin untuk mencernanya, yang mana proses ini memerlukan waktu dan berpotensi menyebabkan penyakit diabetes tipe 2.
BACA JUGA:Bukan Buat Main-main, Ini 4 Cara Agar Bisa Berkomunikasi dengan Khodam Pendamping