4. Kondisi Medis yang Mendasar
Beberapa kondisi kesehatan seperti hipertensi kronis, diabetes, penyakit ginjal, dan gangguan autoimun dapat meningkatkan risiko preeklamsia.
BACA JUGA:Dana Desa di Kabupaten Tolikara Tahun 2024, Segini Pembagian Alokasi untuk 541 Desanya
5. Faktor Risiko Lain
Usia (terutama di bawah 20 atau di atas 40), obesitas, kehamilan ganda (seperti kembar), dan riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko.
6. Gaya Hidup dan Pola Makan
Kekurangan nutrisi tertentu, seperti kalsium, atau diet tinggi garam dan lemak juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan preeklamsia.
Meskipun beberapa faktor ini dapat diidentifikasi, preeklamsia sering kali muncul tanpa penyebab yang jelas. Oleh karena itu, pemantauan rutin dan pemeriksaan medis yang ketat selama kehamilan sangat penting untuk mendeteksi dan mengelola kondisi ini.
BACA JUGA:100 Orang Terinfeksi, Ini Pengobatan dan Pencegahan Virus West Nile
Cara Mencegah Preeklamsia Jelang Melahirkan
Mendekati waktu kelahiran, mencegah preeklamsia kemungkinan akan terasa sulit dan menantang.
Tetapi, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengurangi risiko dan mengelola preeklamsia jelang melahirkan, antara lain:
1. Pemeriksaan Kehamilan Rutin
Menghadiri semua jadwal pemeriksaan kehamilan sangat penting. Pemeriksaan rutin membantu memantau tekanan darah, mendeteksi tanda-tanda awal preeklamsia, dan memonitor perkembangan janin.
2. Mengontrol Tekanan Darah
Jika Bunda memiliki riwayat tekanan darah tinggi, dokter mungkin merekomendasikan obat untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Mengontrol tekanan darah selama kehamilan adalah langkah penting untuk mencegah preeklamsia.
BACA JUGA:Ciri Rumah Berhantu dan Tips Tinggal di Rumah Angker