BACA JUGA:Miris, Ini 5 Provinsi dengan Transaksi Judi Online Tertinggi, No 1 Tembus Rp3,8 Triliun
3. Konflik Antargenerasi
Konflik antargenerasi adalah konflik yang melibatkan orang tua dan anak karena perbedaan pola pikir dan gaya hidup. Konflik tersebut seringkali membuat anak merasa tertekan yang akhirnya mengembangkan strategi coping melalui game online.
Selain itu, orang tua juga mungkin menerapkan pola asuh yang kurang tepat, yang justru menyebabkan anak rentan kecanduan game online.
BACA JUGA:Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online, Presiden Jokowi Tunjuk Hadi Tjahjanto jadi Ketua
4. Harga Diri yang Rendah
Saat anak memiliki harga diri yang rendah akibat konsep diri yang negatif, ia bisa menjadi stres dan depresi. Pada akhirnya, anak akan mencari sesuatu yang bisa membuatnya nyaman dan game online mungkin adalah salah satunya.
5. Kendali Diri yang Rendah
Kecanduan game online bisa terjadi akibat seorang anak memiliki pengendalian diri yang rendah. Mereka tidak bisa menentukan prioritas dari aktivitas yang padat.
Kecanduan game online akhirnya dikorelasikan dengan terganggunya aktivitas individu yang justru lebih penting, misal belajar dan berinteraksi sosial.
BACA JUGA:Data Mayoritas Usia Pemain Judi Online di Indonesia Menurut Kominfo, Renta Berbuat Kriminal
6. Strategi Coping
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang cenderung menggunakan emotional focused coping akan lebih rentan kecanduan game online.
Strategi coping ini menitikberatkan pada dinamika emosi diri alih-alih penyelesaian masalah. Pada kasus kecanduan game online, strategi coping yang salah bisa menyebabkan anak melampiaskan emosi ke bentuk perilaku yang kurang adaptif.
BACA JUGA:Transaksi Judi Online Pakai Dompet Digital Siap-siap Akun Diblokir, Ini Sasaran Utamanya
Demikianlah informasi terkait data PPATK, 1.160 anak kecanduan judi online berserta faktor penyebabnya. Semoga bermanfaat.