Prediksi BMKG Tentang Gempa Megathrust di Indonesia, Ternyata Gempa Ini Sudah Ada Sejak Abad ke 16

Kamis 15-08-2024,13:12 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Agus Faizar

Daryono menegaskan bahwa sensor-sensor sistem InaTEWS telah dipasang di berbagai titik strategis di seluruh Indonesia untuk memantau aktivitas gempa dan tsunami secara real-time. 

"Sensor-sensor sistem InaTEWS di berbagai titik strategis dapat segera menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia, termasuk memantau aktivitas gempa dan tsunami di zona Megathrust Nankai Jepang dan sekitarnya secara real-time," jelasnya.

BACA JUGA:Pendaftaran CPNS 2024 Sudah di Depan Mata, Ini Bocoran Materi TIU, TWK dan TKP

Selain itu, BMKG juga aktif melakukan edukasi dan pelatihan mitigasi bencana kepada masyarakat, terutama di wilayah pesisir yang paling rentan terhadap dampak gempa megathrust dan tsunami. 

Program-program seperti Sekolah Lapang Gempa bumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS), dan Pembentukan Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community) telah diluncurkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

BACA JUGA:Berhijab dalam Islam Wajib Hukumnya, Tapi 4 Cara Berjilbab Ini Justru Bikin Dosa

Ramalan Jayabaya dan Prediksi Megathrust di Masa Lalu

Menariknya, prediksi mengenai gempa megathrust di Indonesia ternyata tidak hanya berasal dari analisis ilmiah modern. 

Ramalan Prabu Jayabaya, seorang raja Kediri yang terkenal dengan nubuat-nubuatnya, juga mengisyaratkan akan terjadinya gempa besar yang mengguncang wilayah Indonesia, terutama Pulau Jawa.

Ramalan ini tercatat dalam naskah yang dikenal sebagai Ramalan Jayabaya, yang disusun oleh Sunan Prapen pada tahun 1618.  

Ramalan tersebut mengaitkan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet dengan potensi gempa besar yang akan menciptakan parit besar di Pulau Jawa, menyatukan pantai utara dan selatan pulau tersebut. 

BACA JUGA:Ini Rekomendasi Merek Skincare Ampuh untuk Menghilangkan Bekas Jerawat, Harga Ramah Dikantong

Gempa megathrust di Indonesia bukanlah ancaman baru, melainkan ancaman yang telah ada sejak lama. Dengan memahami sejarah, penyebab, dan potensi dampaknya, serta melakukan upaya mitigasi yang efektif, kita dapat meminimalkan risiko yang ditimbulkan oleh bencana ini. 

Kesiapsiagaan, edukasi, dan peningkatan infrastruktur peringatan dini menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman gempa megathrust yang kapan saja bisa terjadi di wilayah Indonesia.

BACA JUGA:Muslimah Wajib Tahu, Begini Aturan Menggunakan Hijab yang Benar dalam Islam

(Sheila Silvina)

Kategori :