NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Setiap tahun terjadi 6000 gempa dengan magnitudo dan kedalaman yang bervariasi, ini bedanya dengan gempa megathrust.
Indonesia, sebagai negara yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yaitu Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia, adalah salah satu wilayah yang paling rawan gempa di dunia.
Tidak heran jika setiap tahun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya 6.000 kali gempa yang mengguncang wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Begini Contoh Surat Lamaran CPNS 2024 untuk Non SLTA, Cek juga Cara Gunakan E-Materai
Gempa-gempa ini bervariasi dalam hal magnitudo dan kedalaman, menciptakan risiko yang berbeda-beda bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa.
Peningkatan Aktivitas Gempa di Indonesia
Data yang dimiliki BMKG menunjukkan adanya peningkatan aktivitas gempa di Indonesia dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, BMKG mencatat sebanyak 2.407 gempa yang mengguncang Indonesia, dengan 2.138 di antaranya memiliki magnitudo di atas 5.
Dari jumlah tersebut, 302 gempa dirasakan oleh masyarakat, dan 10 di antaranya tercatat sebagai gempa merusak. Angka ini terus meningkat seiring waktu.
BACA JUGA:Fitur Terbaru Bank Mega Tap to Pay Via Aplikasi M-Smile, Begini Cara Menggunakannya
Pada tahun 2021, jumlah gempa yang tercatat oleh BMKG melonjak drastis menjadi 11.386 gempa, dengan 11.143 di antaranya bermagnitudo di atas 5.
Dari jumlah tersebut, 27 gempa dikategorikan sebagai gempa merusak. Tahun 2021 menjadi tahun dengan kejadian gempa terbanyak di Indonesia dalam kurun waktu 2008-2023.
Sementara itu, pada tahun 2023, BMKG mencatat 10.983 kali gempa, dengan 25 di antaranya sebagai gempa merusak.
Mengapa Indonesia Rawan Gempa?
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa Indonesia berada di posisi yang sangat rentan terhadap gempa bumi karena letaknya di pertemuan tiga lempeng tektonik besar.
Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, yaitu sumber gempa besar yang mampu memicu gempa dengan kekuatan dahsyat.