"IOD Netral diprediksi berlangsung hingga awal tahun 2025. Sementara itu, ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina mulai September 2024," tulis BMKG, Jumat (13/9/2024).
BACA JUGA:Prakiraan La Nina 2024 di Indonesia, ini Dampak dan Persiapan Menghadapi Fenomena Iklim
Peringatan Dini Petaka Kekeringan
Dalam hasil analisis dinamika atmosfer terbarunya, BMKG pun mengingatkan adanya potensi petaka kekeringan.
Di mana, hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga 31 Agustus 2024, sebanyak 83,93% dari total 4549 titik observasi mengalami HTH dengan kategori Sangat Pendek hingga Ekstrem Panjang.
Berikut data rincinya:
- Sebanyak 1.317 titik (28,95%) mengalami HTH kategori Sangat Pendek
- 23 titik (7,1%) mengalami HTH kategori Pendek
- 146 titik (3,21%) mengalami HTH kategori Menengah
- 1.217 titik (26,75%) mengalami HTH kategori Panjang
- 679 titik (14,93%) mengalami HTH kategori Sangat Panjang
- 136 titik (2,99%) mengalami HTH kategori Ekstrem Panjang.
"HTH terpanjang terjadi selama 134 hari di Mapoli, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur," tulis BMKG dalam Buletin Iklim Edisi September 2024.
BACA JUGA:Daftar Wilayah yang Bakal Diguyur Hujan Bulan Agustus, Dampak dari Fenomena La Nina
Berikut Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis yang dikeluarkan BMKG, 13 September 2024, berlaku Dasarian II September 2024:
- Waspada