Kembali Berulah, Wasit Tinju Kontroversi Diberhentikan dari PON XXI 2024

Selasa 17-09-2024,16:58 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Septi Widiyarti

Dilansir dari laman Kementerian Keuangan, dana sebesar itu digunakan untuk pembangunan dan renovasi 18 infrastruktur penting di Aceh.

Selain menggelontorkan dana ratusan miliar untuk membangun dan merenovasi venue, pemerintah juga mengucurkan dana senilai Rp 516 miliar untuk kepentingan pertandingan PON 2024.

Berikut lima kontroversi terbesar yang mewarnai PON 2024:

1. Akses Venue yang Tidak Layak

Salah satu keluhan terbesar yang viral di media sosial adalah kondisi akses menuju venue yang tidak memadai. Sejumlah atlet harus melewati jalan berlumpur, kubangan air, bahkan harus melewati area yang belum rampung pembangunannya.

BACA JUGA:Perkara Ini, Lansia di Desa Gunung Agung Bengkulu Utara Kena Bacok Sepupu dengan Celurit

Beberapa video yang diunggah di platform seperti X (dulu dikenal sebagai Twitter) dan TikTok menunjukkan atlet yang terperosok di tengah lumpur saat menuju tempat pertandingan.

Beberapa bahkan harus menguras air dari arena pertandingan. Kontingen atlet putri dari salah satu provinsi juga dilaporkan harus naik angkot untuk mencapai venue.

Kondisi yang jauh dari kata layak ini jelas mengganggu persiapan para atlet dan merusak citra penyelenggaraan PON yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional.

Selain akses jalan yang buruk, banyak fasilitas yang masih setengah jadi, membuat para atlet dan ofisial mempertanyakan kesiapan panitia dalam menyelenggarakan acara sebesar PON.

BACA JUGA:Tabel Angsuran Pinjaman Rp25 Juta KUR BSI Periode September 2024, Syarat dan Cara Pengajuan

2. Transportasi Atlet yang tidak Memadai

Masalah transportasi juga menjadi sorotan tajam dalam PON 2024. Banyak atlet dan ofisial yang harus menggunakan transportasi umum, seperti angkot, untuk menuju venue pertandingan.

Hal ini menjadi pertanda bahwa panitia kurang matang dalam mempersiapkan layanan transportasi yang memadai bagi para kontingen.

Beberapa atlet menyampaikan pengalaman mereka yang terpaksa menggunakan angkutan umum ini melalui media sosial, menambah rentetan kritik terhadap pelaksanaan PON.

Idealnya, para atlet mendapatkan fasilitas transportasi yang disediakan oleh panitia untuk memastikan mereka bisa sampai ke venue tepat waktu dan dalam kondisi siap bertanding.

Kategori :