2. Menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang sehat dan baik.
Minta anak untuk menjelaskan skenario yang membuat mereka frustrasi, dan tawarkan cara-cara bereaksi yang konstruktif. Gunakan latihan ini untuk bertukar pikiran tentang kemungkinan skenario di masa depan dengan merespon secara baik.
Dorong anak untuk "menempatkan diri pada posisi orang lain" dengan membayangkan pengalaman orang yang di-bully. Ingatkan anak bahwa komentar yang dibuat secara online bisa terasa sangat menyakitkan seperti di dunia nyata.
3. Berkaca pada diri sendiri
Anak-anak yang melakukan bullying seringkali meniru apa yang mereka lihat di rumah. Lihatlah pada diri sendiri sebagai orang tua dan pikirkan dengan jujur tentang bagaimana cara kalian memperlakukan anak.
BACA JUGA:Peluang Jadi ASN, Ini Formasi PPPK 2024 di Kementerian Ketenagakerjaan
4. Berikan konsekuensi dan peluang untuk menebus kesalahan
Jika mengetahui bahwa anak telah melakukan bullying, penting untuk memberikan konsekuensi yang tepat dan tanpa kekerasan.
Misalnya bisa dengan membatasi aktivitas mereka, terutama kegiatan yang mendorong bullying (berkumpul bersama teman ‘geng’nya, waktu bermain media sosial atau online).
Dorong anak untuk meminta maaf kepada teman-temannya dan mencari cara agar mereka lebih positif di masa depan.
Itulah tadi mengenai berita viral terjadi bulyying di SMP Kota Bogor, pelaku memeras korban Rp 10 ribu perharinya!
Putri Nurhidayati