Dugaan Pelecehan Mahasiswi Unsri Oleh Oknum BEM Viral di Media Sosial, Begini Respons Pihak Kampus

Rabu 30-10-2024,13:35 WIB
Reporter : Tianzi Agustin
Editor : Septi Widiyarti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Dugaan pelecehan mahasiswi Unsri viral di media sosial, begini respons pihak kampus.

Belum lama ini, dunia pendidikan di Indonesia dikejutkan oleh berita mengenai seorang mahasiswi dari Universitas Sriwijaya (Unsri) yang diduga menjadi korban pelecehan oleh oknum dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

BACA JUGA:Ratusan Petugas Kebersihan Geruduk DLH Seluma, Ada Apa?

Kasus ini bukan hanya menjadi perhatian lokal, tetapi juga menarik perhatian nasional karena menyangkut keselamatan dan kenyamanan mahasiswa di kampus.

Meskipun hingga saat ini belum ada laporan resmi yang diajukan ke pihak kepolisian, insiden ini telah memicu seruan dari berbagai pihak untuk segera mengambil tindakan penyelidikan yang mendalam.

Mantan pengurus BEM Unsri untuk periode 2021-2022, Rahmad Riady mengekspresikan kekecewaannya terhadap respon yang lambat dari birokrasi kampus, khususnya rektorat.

Dalam sebuah wawancara, ia menegaskan bahwa tindakan cepat sangat penting dalam kasus seperti ini.

"Ketika ada kasus seperti ini, seharusnya pihak kampus cepat menangani agar tidak melebar kemana-mana. Kita harus melindungi identitas dan keadaan korban," ujarnya

BACA JUGA:Suhu Panas di Berbagai Wilayah Indonesia, Terjadi Sampai Kapan? Begini Kata BMKG

Lebih lanjut, Rahmad menjelaskan bahwa saat ini bukti yang ada berupa percakapan yang menyebar di media sosial, yang menunjukkan indikasi pelecehan seksual.

"Kami masih mencari tahu apakah ada korban lain yang mengalami pelecehan fisik. Namun, bukti-bukti chat seksual itu sangat fatal jika dilihat dari perspektif hukum. Sejauh ini, koordinasi dengan pihak-pihak yang ingin menyelidiki kasus ini belum mendapatkan tanggapan dari rektorat," tambahnya

Lebih lanjut, Rahmad menyarankan agar mahasiswa dan pengurus BEM fakultas melakukan audiensi dengan pihak rektorat untuk mendiskusikan masalah ini secara serius.

Ia merasa bahwa jika rektorat tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini, mahasiswa harus mencari dukungan dari lembaga luar, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau pemerintah daerah.

"Kami harus mendorong rektorat untuk segera menangani dan menyelesaikan kasus ini, agar korban tidak merasa terabaikan," ungkap Rahmad

BACA JUGA:Ungkap Kasus Dugaan Kiai Hamili Santri di Trenggalek, Polisi Ambil Sampel DNA Bayi dan Tersangka

Kategori :