MENGEJUTKAN, PBB Warning Ancaman El Nino, Mei-Juni 2023 Ini Sumbagsel dan 10 Daerah Kemarau

Sabtu 06-05-2023,17:38 WIB
Reporter : Tim liputan

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Mengejutkan, informasi terkini soal fenomena cuaca El Nino, Indonesia akan mengalami kekeringan parah. Ini disampaikan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Diketahui melalui laman Science Alert, El Nino merupakan pola iklim alami yang acap kali dikaitkan dengan peningkatan panas di seluruh dunia, kekeringan bahkan hujan lebat. Fenomena ini terakhir kali terjadi pada tahun 2018-2019. 

Organisasi Meteorologi Dunia PBB (World Meteorological Organization/WMO), memperkirakan kemungkinan 60 persen El Nino akan berkembang pada akhir Juli 2023 dan 80 persen kemungkinan akan terjadi pada akhir September 2023.

BACA JUGA:Perang Dunia 3. Analis Sebut Bakal Pecah di Arab, Amerika Serikat Sampai Khawatir, Alasannya Ini

Kepala Divisi Layanan Prediksi Iklim Regional WMO Wilfran Moufouma Okia mengatakan bahwa fenomena El Nino dapat mengubah pola cuaca dan iklim di seluruh dunia.

Diketahui, sejak tahun 2020, dunia tengah dilanda La Nina (fenomena pendinginan, kebalikan El Nino) yang berakhir pada awal tahun 2023 dan beralih ke kondisi netral saat ini. Kendati demikian, PBB mencatat delapan tahun terakhir dunia berada dalam suhu terhangat meskipun dalam setengah periode tersebut terjadi La Nina.

Kepala WMO Petteri Taalas mengungkapkan bahwa La Nina bertindak sebagai rem sementara pada kenaikan suhu global. Kendati demikian, dunia tetap harus bersiap untuk menghadapi perkembangan El Nino.

“(El Nino) kemungkinan besar akan menyebabkan lonjakan baru dalam pemanasan global dan meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu" tambah Taalas seperti dirilis dari laman detik.com.

El Nino terakhir yang terjadi pada tahun 2018 sampai 2019 dianggap sangat lemah, tetapi fenomena yang terjadi antara tahun 2014 dan 2016 dianggap sangat kuat dan memiliki konsekuensi yang mengerikan.

BACA JUGA:Tiada Tandingan Kalau Soal Cuan, Ini 7 Shio yang Kena Tsunami Duit Bulan Mei 2023

WMO bahkan menunjukkan bahwa 2016 adalah tahun terhangat sebagai akibat dari fenomena El Nino yang bertemu dengan pemanasan akibat gas rumah kaca yang disebabkan manusia. Efek dari El Nino biasanya akan muncul setahun setelah fenomena terjadi. Sehingga diprediksi dampak dari fenomena ini kemungkinan besar akan terlihat pada tahun 2024.

“Kami memperkirakan dalam dua tahun ke depan akan terjadi peningkatan suhu global yang serius," demikian ditambahkan Kepala Divisi Pelayanan Perkiraan Iklim Regional WMO Moufouma Okia.

Taalas menambahkan bahwa fenomena El Nino dapat memicu peristiwa cuaca dan iklim yang lebih ekstrem sehingga peringatan dini dibutuhkan untuk menjaga keselamatan orang-orang.

Pola iklim El Nino biasanya terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun dengan durasi selama sembilan hingga 12 bulan. Hal ini biasanya terkait dengan pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik.

Fenomena El Nino, diperkirakan dapat menyebabkan kekeringan parah dapat terjadi di Indonesia, Australia dan sebagian Asia Selatan. Selain itu, peningkatan curah hujan diprediksi terjadi pada bagian selatan Amerika Selatan, bagian selatan Amerika Serikat, Afrika dan Asia Tengah.

Kategori :