Mulut Nabi Idris terus berzikir kepada Allah. Seperti itulah yang dilakukan para nabi jika dalam keadaan tenang, mulut dan hatinya terjaga selalu mengingat Allah.
BACA JUGA:Masyaallah, Ketika Wafat Sosok Ini Mendapatkan Kain Kafan yang Dibawa Malaikat Jibril
Setelah beberapa saat mata Nabi terbuka, posisi duduknya pun mulai berubah. Ia mengajak Malaikat Izrail mengelilingi kediamannya untuk menyampaikan ihwal keperluannya kepada Malaikat Izrail.
“Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu. Apakah Engkau bersedia membantuku,” kata Nabi Idris.
“Kepentingan apa itu?" tanya Malaikat Izrail.
"Kepentingan denganmu, yaitu supaya Engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut," katanya.
Mendengar permintaan Nabi Idris, Malaikat Izrail sedikit kaget. Dengan berat hati, ia mesti menolak. Pemintaannya itu tidak dapat dipenuhi, meski Sang Nabi merupakan kekasih Allah yang diutus ke bumi.
BACA JUGA:Tolong Simak Baik-baik, Gosip dan Ghibah Itu Dosanya Dihitung Tiap Kata yang Diucapkan
Sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin Allah. Setelah itu, tidak lama Allah memberi wahyu kepada Izrail agar mencabut nyawa Nabi Idris. Seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris.