Cerita Pesugihan Kandang Bubrah, Tak Pakai Tumbal tapi Harus Lakukan Ini di Rumah
Pesugihan Kandang Bubrah--
NASIONAL, RBTV.DISWAY.ID - Persugihan unik “Kandang Bubrah” tak pakai tumbal tapi harus lakukan ini di rumah setahun sekali.
Di era modern seperti sekarang, masih banyak orang yang tergoda untuk mencari jalan pintas menuju kekayaan.
BACA JUGA:Bengkulu Satukan Langkah, Perhutanan Sosial Jadi Andalan Hadapi Krisis Iklim
Alih-alih bekerja keras dan membangun usaha secara bertahap, sebagian memilih menempuh jalur mistis dengan harapan cepat sukses.
Salah satu ritual yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa adalah pesugihan kandang bubrah.
Yang membuatnya berbeda dari jenis pesugihan lain, kandang bubrah dianggap unik karena tidak selalu menggunakan tumbal nyawa.
Namun, ada syarat khusus yang wajib dijalani pelakunya seumur hidup: merenovasi rumah secara rutin.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kejari Bengkulu Geledah Kantor Dinkes Kota Bengkulu
Asal-Usul Pesugihan Kandang Bubrah
Konon, pesugihan ini pertama kali diperkenalkan oleh Ki Ageng Tembung Boyo pada abad ke-15.
brsal dari wilayah Jawa Tengah, praktik ini sudah dikenal ratusan tahun lamanya dan hingga kini masih sering diperbincangkan.
Namanya sendiri, kandang bubrah, secara harfiah berarti kandang atau rumah yang tidak pernah benar-benar selesai dibangun.
Sebagian orang percaya bahwa dengan menjalankan ritual ini, pelaku pesugihan akan mendapatkan aliran rezeki yang deras, meski harus dibarengi dengan “perjanjian” yang tidak boleh dilanggar.
BACA JUGA:Gubernur Helmi Hasan Apresiasi LBH SMSI: Perkuat Sinergi Media untuk Bengkulu Damai
Perdebatan tentang Tumbal
Ada dua versi cerita mengenai syarat pesugihan ini. Versi pertama menyebutkan bahwa di awal perjanjian, pelaku harus menyerahkan tumbal berupa anggota keluarga, terutama anak laki-laki.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


