Alasan Petani di Bengkulu Utara Enggan Jual Beras ke Bulog dan Lebih Memilih Tengkulak
Lahan persawahan di Bengkulu Utara--
BENGKULU UTARA, RBTV.DISWAY.ID - Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Bengkulu Utara, bakal melakukan penyerapan hasil panen komoditi pertanian berupa beras.
Kepala gudang Bulog Bengkulu Utara, Henopi mengatakan kalau sebelumnya diwacanakan pihaknya juga akan menyerap gabah, namun saat ini adanya perubahan kebijakan dan hanya menyerap setara beras.
BACA JUGA:Penerimaan Polri 2025. Simak Syarat Pendaftaran Akpol untuk Para Calon Taruna
Untuk beras yang diserap dihargai Rp 12.000 per kilogram, dengan syarat harus memenuhi standar yang telah ditentukan, yakni derajat sosoh minimal 100 persen, kadar air 14 persen, butir patah 25 persen dan butir menir maksimal 2 persen.
“Untuk penyerapan sekarang Bengkulu hanya setara beras,” Ujar Henopi.
Untuk bisa menjual beras ke Bulog, Henopi menjelaskan petani harus menjalin kemitraan atau berkontrak dengan Bulog.
“Pengadaannya melewati mitra pengadaan. Ketika beras sampai di gudang di cek berasnya. Kalau sesuai masuk, kalau tidak sesuai ditolak,” tambah Henopi.
Henopi juga mengatakan, untuk penjualan beras tidak dibatasi jumlah maksimal dan minimal, hanya saja harus tertera di dalam kontrak.
“Batas minimal tidak ada,” singkat Henopi.
BACA JUGA:Khusus Lulusan SMA/SMK, Cek Lowongan Kerja Terbaru 2025 di Wings Group
Sementara itu, beberapa petani sawah ketika disambangi RBTV, mengaku enggan menjual beras ke Bulog.
Seperti dikatakan Nuraini, petani di Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, yang menilai harga Rp 12.000/kg untuk beras terbilang murah, sedangkan harga jual beras di tingkat tengkulak lokal bisa mencapai Rp 15.000/kg.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


