Iklan RBTV

Rudal Iran Kembali Mendarat di Israel, Amerika Serikat Takut Ikut Campur, Israel Bakal Ditinggal?

Rudal Iran Kembali Mendarat di Israel, Amerika Serikat Takut Ikut Campur, Israel Bakal Ditinggal?

Gedung di Israel yang rusak berat terkena rudal Iran--

"Mereka memberi diri mereka sendiri tenggat waktu pertengahan Agustus untuk memutuskan apakah mereka akan menerapkan mekanisme ini atau tidak," ujar Zaccara. 

"Ini memberi (mereka) waktu yang sangat singkat, daya ungkit ... untuk melakukan sesuatu," papar dia.

Zaccara berpendapat "satu-satunya hal" yang dapat mereka tuju sekarang adalah meyakinkan Iran "untuk sedikit meredakan ketegangan dan duduk kembali dengan Amerika Serikat (AS) untuk merundingkan sesuatu, yang merupakan sesuatu yang menurut Araghchi tidak akan pernah mereka lakukan di bawah tekanan." 

"Jadi selama Trump juga tidak mendesak Israel untuk menghentikan serangan terhadap Iran, pembicaraan ini tidak akan pernah terjadi," ujar dia. 

BACA JUGA:Israel Semakin Menderita dan Nyaris Menjadi Neraka, Iran Kembali Tembakan Rudal 6 Orang Terluka

Amerika Semakin Takut Serang Iran

Dengan meningkatnya serangan Iran ke Israel, Amerika Serikat sepertinya harus berpikir ulang mau ikut campur membantu Israel menggempur Iran. 

Bahkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menunda keputusan soal serangan ke Iran, Kamis (19/6/2025), waktu setempat. “Berdasarkan perkembangan situasi ada peluang untuk berunding dengan Iran. 

Saya akan memutuskan berperang atau tidak jadi berperang dalam dua pekan,” demikian keterangan Trump yang dibacakan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt di Washington DC.

Leavitt mengatakan, prioritas Trump adalah memastikan Iran tidak membangun senjata nuklir. 

Sudah 30 tahun lamanya AS-Israel berulang kali menyatakan Iran semakin dekat memiliki senjata nuklir. 

Padahal, pemeriksaan pengawas independen dan intelijen AS menyatakan sebaliknya.

BACA JUGA:Amerika Diminta Jatuhkan Bom GBU-57 di Situs Nuklir Iran, Trump Sepertinya Takut dengan Pembalasan Iran

Pernyataan penundaan itu keluar setelah Trump bolak-balik mengancam menyerang Iran. 

Trump bahkan sempat memberi ultimatum agar Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait