Rudal Iran Kembali Mendarat di Israel, Amerika Serikat Takut Ikut Campur, Israel Bakal Ditinggal?
Gedung di Israel yang rusak berat terkena rudal Iran--
The Wall Street Journal dan Kantor Berita CBS sebelumnya melaporkan, Trump sudah menyetujui rencana menyerang Iran. Namun, entah kapan serangan dilancarkan.
Salah satu alasan Israel ingin AS ikut berperang adalah kepemilikan AS atas bom GBU-57 dan pesawat pengebom B-2. Israel tidak punya senjata apa pun untuk menembus gudang nuklir Iran.
Bom GBU-57 yang seberat 13,6 ton itu kerap disebut penembus bunker. Menurut Defense Threat Reduction Agency (DTRA) AS, yang mengembangkan GBU-57, bom itu bisa menembus bunker di kedalaman hingga 60 meter. Sejak 2015, AS membuat setidaknya 20 GBU-57. Hanya pesawat pengebom B-2 yang bisa menjatuhkan bom tersebut.
Namun, tampaknya Trump tidak yakin bom itu bisa menembus fasilitas nuklir Iran.
Gudang nuklir Iran diduga dibangun setidaknya 200 meter di bawah permukaan tanah. Di permukaan, ada bukit granit dan batu-batuan setebal 100 meter.
Sementara itu, gudang nuklir Iran dibangun dengan beton khusus yang dirancang bisa menyerap efek ledakan.
Artinya, AS harus berulang kali terbang ke atas gudang yang disasar. ”Tidak cukup sekali serangan,” kata Mayor Jenderal (Purn) Randy Manner, mantan Wakil Direktur DTRA.
Dilaporkan CNN, Israel kecewa karena AS tidak kunjung menyerang Iran. Sejauh ini, AS hanya membantu Israel menangkis rudal dan pesawat nirawak Iran.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengingatkan AS untuk berpikir ulang jika ingin mengintervensi konflik terbuka Iran-Israel.
BACA JUGA:Iran Kirim Rudal Batu Neraka, Israel Tangkis dengan Ketapel Nabi Daud
“Amerika harus tahu bahwa intervensi militer apa pun niscaya akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki,” kata Khamenei.
Niat AS menyerang Iran dikritik sejumlah negara. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan, AS bisa membuat situasi perang lebih buruk jika sampai terlibat langsung.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan diri untuk membantu proses mediasi Israel-Iran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


