Iklan RBTV

Kebakaran Lahan Gambut di Provinsi Bengkulu, 20 Hektar Kebun Sawit Terbakar

Kebakaran Lahan Gambut di Provinsi Bengkulu, 20 Hektar Kebun Sawit Terbakar

Pemilik kebun sawit di lokasi lahan terbakar--

MUKOMUKO, RBTV.DISWAY.ID - Kebakaran lahan gambut di Bengkulu, 20 hektar kebun sawit terbakar. Peristiwa Kebakaran lahan ini terjadi di Desa Rawa Mulya, Kecamatan XIV Koto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

Penyebab kebakaran ini diduga ada aktivitas warga yang membuka lahan dengan cara dibakar, sehingga api dengan mudah menyebar di lahan gambut yang kering.

Saat ini petugas dari BPBD, TNI, Polri, bersama warga setempat turun langsung ke lokasi untuk melakukan upaya pemadaman. Namun, medan yang sulit diakses serta minimnya sumber air menjadi kendala utama dalam proses pemadaman.

BACA JUGA:139 CPNS Formasi Tahun 2024 di Kabupaten Mukomuko Terima SK Pengangkatan, Ini Pesan Bupati Choirul Huda

Menurut keterangan dari warga setempat, luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 20 hektar, dengan sebagian kecil merupakan kebun sawit milik warga.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran, namun dugaan awal mengarah pada aktivitas pembukaan lahan dengan cara pembakaran atau kelalaian manusia.

Salah satu warga Desa Rawa Mulya, Kecamatan XIV Koto Listuti mengaku kebun sawit seluas lebih kurang 5 hektar miliknya terbakar.

“Kami tahu ada kejadian kebakaran ini oleh warga setempat, saat ke lokasi memang cepat sekali api ini merambat ke lahan kami, sehingga kami berusaha memadamkan pakai air seadanya,” kata Listuti.

BACA JUGA:Wapres Gibran Atensi ke Pelindo dan Pertamina, Gubernur Helmi Sampaikan Semua Dampak Dangkalnya Alur Pelabuhan

Lanjut Listuti, pihaknya menduga api berasal dari lahan kosong di seberang kebun yang terbakar lebih dulu sebelum menjalar ke kebun-kebun di sekitarnya.

Mereka berharap kepada pemerintah untuk dapat memberikan bantuan dan memberikan edukasi yang lebih tegas agar kejadian serupa tidak terulang.

“Saat ini kami menyewa alat berat dimana mengeluarkan biaya yang cukup besar, tujuan antisipasi agar api tidak merambat,” ungkap Listuti.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait