Iklan RBTV Dalam Berita

5 Kisah Aisyah Cemburu pada Rasulullah, Salah Satunya Saat Malam Nisfu Syaban

5 Kisah Aisyah Cemburu pada Rasulullah, Salah Satunya Saat Malam Nisfu Syaban

5 Kisah Aisyah Cemburu pada Rasulullah, Salah Satunya Saat Malam Nisfu Syaban--

BACA JUGA:Kisah Sahabat Rasulullah, Julaibib yang Buruk Rupa Namun Dirindukan Bidadari 

 

Detik-detik Terakhir Rasulullah SAW

 

Pada saat-saat terakhir kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, tanda-tanda datangnya ajal mulai tampak. Aisyah, istri tercinta Nabi, menyandarkan tubuh beliau di pangkuannya. Inilah kehormatan yang diberikan Allah kepada Aisyah, bahwa Rasulullah wafat di rumahnya, pada hari gilirannya, dan di pangkuannya.

Aisyah merasakan keberkahan yang luar biasa dari Allah. Dia melaporkan bahwa saat Rasulullah SAW wafat, Allah menyatukan ludahnya dengan ludah beliau. Ini adalah tanda keistimewaan yang diberikan Allah kepada Aisyah sebagai istri tercinta Rasulullah.

Saat Aisyah memangku Rasulullah, Abdurrahman dan Abu Bakar masuk dengan membawa siwak. Aisyah melihat Nabi memandang siwak tersebut, dan dengan penuh pengertian, dia menawarkan untuk mengambilkannya. Rasulullah memberikan isyarat dengan kepala, mengisyaratkan bahwa beliau menginginkan siwak tersebut. Aisyah pun mengambil siwak itu untuk beliau.

Namun, siwak tersebut terasa keras bagi Rasulullah, sehingga Aisyah bertanya apakah beliau menginginkan siwak yang lebih lunak. Rasulullah memberikan isyarat dengan kepala bahwa dia setuju, dan Aisyah melunakan siwak tersebut. Dengan penuh kebaikan hati, Aisyah menyikat gigi beliau dengan siwak tersebut.

Selama momen tersebut, di hadapan Rasulullah terdapat sebuah bejana berisi air. Beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam air tersebut, lalu mengusapkannya ke wajah sambil mengucapkan, "La ilaha illallah, sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya." Rasulullah mengingatkan umatnya tentang kepastian kematian dan betapa pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

 

BACA JUGA:Boleh Berbohong dalam 3 Hal, Salah Satunya Soal Suami Istri, Berikut Riwayat Rasulullah SAW

 

Setelah bersiwak, Rasulullah mengangkat kedua tangannya yang mulia atau mengarahkan pandangannya ke langit-langit. Beliau berdoa, "Ya Allah, ampunilah aku; rahmatilah aku; dan pertemukan aku dengan Kekasih yang Maha Tinggi. Ya Allah, Kekasih Yang Maha Tinggi." Rasulullah mengulang kalimat terakhir ini sebanyak tiga kali, kemudian tangannya lunglai, dan beliau kembali kepada Kekasih Yang Maha Tinggi.

Pada waktu Dhuha yang tinggi di hari Senin, 12 Rabiul Awal 11 Hijriyah, atau tepatnya pada tanggal 8 Juni 632 M, Rasulullah Muhammad SAW berpulang ke Rahmatullah pada usia 63 tahun lebih empat hari.

Detik-detik terakhir ajal Rasulullah SAW merupakan momen yang menggetarkan hati. Meskipun beliau menghadapi kematian, Rasulullah tetap berhubungan dengan Allah dan berdoa dengan penuh kerendahan hati. Pesan yang terdapat dalam momen ini adalah pentingnya mempersiapkan diri kita untuk menghadapi ajal, mengingat bahwa kematian adalah bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: