Iklan dempo dalam berita

Ini Alasan Banyak Nyawa Melayang di Gunung Everest, Apakah hanya Karena Faktor Cuaca?

Ini Alasan Banyak Nyawa Melayang di Gunung Everest, Apakah hanya Karena Faktor Cuaca?

Pendakian Gunung Everest--

 

Membeku sampai akhirnya mati di gua yang sama dengan Green Boots, tetapi kematiannya kontroversial karena ada sebanyak 40 pendaki berbeda yang lewat, sama sekali tidak berhenti untuk membantu.

BACA JUGA:Pinjol 24 Jam Cair Tanpa Verifikasi BI Checking, Ini15 Rekomendasi Terbaik, Bisa Ajukan Rp 500 Juta

 

Masyarakat geram atas kematian Sharp yang pilu itu. Menurut Eight Summits, pendaki yang lumpuh di zona kematian memang sudah tidak bisa diselamatkan, dan Sharp sudah hampir mati karena radang dingin yang parah. Sharp mendaki seorang diri ke gunung Everest, dengan oksigen yang tidak mencukupi, tanpa seorang Sherpa, dan tanpa radio.

 

Salah satu pendaki yang menerima pukulan terberat adalah Mark Inglis yang harus diamputasi karena menderita radang dingin parah dan harus dibawa turun gunung oleh Sherpa-nya.

 

12. Sergei dan Francys Arsentiev, meninggal dunia setelah berhasil mendaki puncak tertinggi

Francys Arsentiev ingin menjadi wanita pertama yang naik ke puncak tanpa menggunakan oksigen tambahan, dan agaknya terdengar sangat nekat. Dia pun berhasil mencapai puncak, tetapi kondisinya memburuk ketika perjalanan turun.

 

Pada saat turun ia terpisah dari suaminya, Sergei, yang mengira bahwa istrinya telah mendahuluinya. Namun saat Sergei sampai di kemah, dia menyadari bahwa Francys tidak ada dan segera kembali ke atas gunung dengan membawa obat-obatan dan oksigen.

 

Hanya empat jam lamanya dari puncak ketika dua pendaki menemukannya sekarat dan membantunya. Namun kedua pendaki itu tidak memiliki upaya untuk membantunya dan akhirnya harus meninggalkannya sampai ia tewas. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: