Iklan RBTV Dalam Berita

Karena Satu Permintaan, Sahabat Nabi Ini Mengikatkan Dirinya ke Tiang Masjid

Karena Satu Permintaan, Sahabat Nabi Ini Mengikatkan Dirinya ke Tiang Masjid

Kisah sahabat nabi yang mengikatkan diri ke tiang masjid--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Peperangan dengan Bani Quraizah disebabkan oleh pengkhianatan dari kaum Yahudi tersebut, atas perjanjiannya dengan Rasulullah Saw, untuk melindungi kota Madinah.

Pada awalnya, Rasulullah Saw dan pasukan Muslimin bergerak menuju pintu masuk kota Madinah yang diapit dua gunung. Mereka menunggu 10.000 pasukan yang bergerak dari Makkah, di balik parit besar (Khandaq) yang menjadi benteng alami dari 3.000 pasukan Muslimin.

BACA JUGA:Cara Mencegah Agar Toren Air Tidak Berlumut, Salah Satunya Beli yang Tipe Ini

Sementara itu, Bani Quraizah yang mendiami wilayah tenggara Madinah, mulai melakukan teror pada penduduk Madinah dan menolak untuk mengirim pasukan ke medan perang Khandaq.

Alhasil, Abu Lubabah yang diangkat sebagai pemimpin sementara dari kota Madinah, menggantikan Rasulullah Saw yang menuju medan perang, melakukan gerakan pencegahan. Atas perintah Rasulullah Saw, Abu Lubabah berangkat dengan 1.000 pasukan darurat yang terbentuk dari para penduduk Madinah, untuk mengawasi benteng Bani Quraizah.

Setelah berhasil mengalahkan pasukan yang bergerak dari Makkah, Rasulullah Saw dan pasukan Muslimin langsung menuju ke perkampungan Bani Quraizah, untuk melakukan serangan balasan. Dalam perang ini, Abu Lubabah ikut serta mengangkat senjata dan bergabung dengan pasukan Muslimin.

BACA JUGA:Toren Air Mengeluarkan Bau Tak Sedap? Ini Cara Mudah Membersihkannya, Cuma Pakai Bahan Dapur

Pada hari ke-25, Bani Quraizah akhirnya mengangkat bendera putih dan menyerah terhadap kepungan pasukan Muslimin. Sebagai syarat atas penyerahan benteng, Bani Quraizah meminta seseorang dari Bani Aus, yang dulunya adalah sekutu mereka, untuk dimintai pertimbangan. Setelah menimbang berbagai peluang, mereka akhirnya memilih Abu Lubabah.

Seorang penduduk Madinah yang terkenal karena kelembutan hatinya ini, akhirnya ditunjuk oleh Rasulullah Saw sebagai perwakilan kaum Muslimin. Menjalankan perintah itu, Abu Lubabah segera bergegas ke perkampungan Bani Quraizah.

Begitu anak-anak dan istri-istri Bani Quraizah melihat Abu Lubabah datang, mereka menangis dan meronta-ronta untuk minta diselamatkan. Tentu saja, Abu Lubabah yang hatinya sangat lembut, tidak bisa menyembunyikan rasa ibanya.

BACA JUGA:Toren Air Mengeluarkan Bau Tak Sedap? Ini Cara Mudah Membersihkannya, Cuma Pakai Bahan Dapur

“Kami sudah mengatakan, jika penduduk Madinah pada umumnya berhati lembut dan berjiwa pemaaf. Kasih sayangnya kepada sesama, sangat besar,” kata mereka, menilai Abu Lubabah.

Namun, perkiraan mereka meleset, Abu Lubabah mengisyaratkan kepada mereka, dengan tangan yang diletakkan ke lehernya. Menunjukkan, jika mereka akan dihukum mati, atas kejahatan mereka.

Kala itu, sepulang dari perkampungan Bani Quraizah, sikap tenang milik Abu Lubabah tiba-tiba menghilang. Beliau entah bagaimana terlihat sangat tergesa-gesa, sambil membawa tali panjang di tangannya. Ternyata, beliau sedang menuju ke masjid Nabawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: