Apa Saja Risiko dan 9 Tantangan yang Mengintai Bank Digital di Masa Depan
Risiko dan 9 Tantangan yang Mengintai Bank Digital di Masa Depan--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Apa saja risiko dan 9 tantangan yang mengintai Bank Digital di masa depan.
Perbankan digital adalah layanan keuangan yang disediakan secara online melalui perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, atau komputer.
BACA JUGA:Daftar 10 Bank Syariah Terbesar di Indonesia Menurut Nilai Aset per Q1 2024
Perbankan digital memungkinkan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi seperti membuka rekening, transfer uang, membayar tagihan, mengajukan kredit, berinvestasi dan lain-lain tanpa harus datang ke kantor cabang bank.
Namun, si tengah prospek cerah industri perbankan RI di era digital saat ini, terdapat sejumlah tantangan dan risiko yang siap mengintai kapan saja yang perlu diwaspadai oleh pelaku perbankan, mulai dari kebocoran data nasabah hingga risiko serangan siber.
BACA JUGA:Terupdate! Ini Daftar 20 Bank Raksasa di Asia 2024, Ada 2 Bank dari Indonesia
Menurut penjelasan OJK dalam Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan, terdapat sejumlah potensi dan peluang digital bagi perbankan di era revolusi industri 4.0 ini, diantaranya:
- Soal struktur demografi Indonesia didominasi oleh Generasi Z (perkiraan usia sekarang 8-23 tahun), Generasi Milenial (24-39 tahun), dan Generasi X (40-55 tahun), yang dianggap melek digital.
- Potensi ekonomi digital RI yang kian tumbuh dan merupakan negara dengan perkembangan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara. Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN, yakni mencapai US$44 miliar. Nilai ekonomi digital RI diprediksi akan mencapai US$124 miliar pada tahun 2025.
- Potensi penetrasi penggunaan internet. Menurut data We Are Social dan Hootsuite (2021), penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai 202,6 juta jiwa atau 73,7% pada Januari 2021. Angka ini meningkat 15,5% dari Januari 2020.
- Populasi masyarakat yang belum punya rekening bank (unbanked) dan memiliki keterbatasan akses terhadap layanan keuangan (underbanked) di Indonesia yang masih tinggi dengan jumlah masing-masing mencapai 92 juta jiwa dan 47 juta jiwa (menurut data Bain,
- Soal perilaku digital masyarakat--penggunaan gawai untuk berkomunikasi dan berbelanja, misalnya yang terbilang semakin intens. Hal tersebut juga turut mendorong peningkatan tren yang tercermin dari tren kenaikan transaksi e-commerce (e-niaga), digital banking, dan uang elektronik dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA:Jangan Salah Transfer, Ini Daftar Lengkap Kode Bank untuk Transfer dan Cara Menggunakannya
Lalu, apa saja tantangan bagi industri perbankan di era serba internet saat ini?
Menurut catatan OJK, ada beberapa tantangan bagi upaya transformasi digital perbankan ke depan, yakni:
1. Pertama, mengenai perlindungan data pribadi dan risiko kebocoran data nasabah
Mengutip OJK, perlindungan data pribadi nasabah akan sangat mempengaruhi perkembangan layanan perbankan digital ke depan.
Dalam hal ini, perlindungan tersebut merupakan faktor penentu akan adanya kepercayaan daring (online trust) yang menjadi hal penting dalam transaksi digital.
Karenanya, ancaman-ancaman yang timbul dari lemahnya perlindungan data pribadi nasabah tersebut akan sangat berdampak pada perkembangan layanan perbankan digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: