Iklan dempo dalam berita

Harga Kopi Turun, Apa Bisa Naik Lagi? Begini Prediksi Pejabat Nasib Harga Kopi ke Depan

Harga Kopi Turun, Apa Bisa Naik Lagi? Begini Prediksi Pejabat Nasib Harga Kopi ke Depan

Prediksi apakah harga kopi bisa kembali naik atau terus turun?--

“Penurunan ini karena ada fluktuasi pasar dunia. Namun petani diimbau jangan memanen kopi secara tergesa-gesa yang tidak memperhatikan kualitas atau takut harga turun. Karena itu justru mempengaruhi harga di tingkat pasaran,” kata M. Rizon.

BACA JUGA:Musibah Itu Begitu Cepat, Heri Tewas Tertimpa Pohon, Ini yang Dilakukannya Sebelum Kejadian

Dengan adanya penurunan harga kopi ini, para petani di wilayah Provinsi Bengkulu diminta untuk dapat meningkatkan kualitas hasil panen. Agar bisa mempengaruhi daya saing di pasar global dan pada akhirnya mampu memperbaiki harga jual kopi dan petani kopi dapat sejahtera. 

Sementara itu, produksi kopi di Provinsi Bengkulu masih didominasi daerah Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang dan Bengkulu Selatan. 

Prediksi Waktu Harga Kopi Kembali Naik

Penghasil kopi terbesar di dunia saat ini diduduki oleh negara Brazil. Sebanyak 39 % produksi kopi global di dunia berasal dari Brazil. 

Walaupun Brazil terus menduduki peringkat pertama, namun Brazil bukan negara satu-satunya yang berperan sebagai negara produksi kopi di dunia ini. Setidaknya ada lebih dari 24 negara penghasil kopi terbesar di dunia.

Biasanya negara-negara tersebut menghasilkan beragam jenis kopi mulai dari arabika, robusta ataupun gabungan dari keduanya. 

Sampai Kapan Harga Kopi Masih Mahal?

Pasokan kopi dari Vietnam selaku produsen kopi terbesar di dunia diprediksi masih akan tersendat hingga akhir 2024 sehingga berdampak terhadap pergerakan harga.

BACA JUGA:Atlet Penembak Turki Jadi Sensasi di Olimpiade Paris 2024, Santai tapi Raih Medali Perak

Kekeringan telah membebani produksi negara-negara Asia Tenggara. Selain itu, terdapat ancaman dari pola cuaca La Nina yang biasanya menyebabkan lebih banyak curah hujan sehingga dapat makin menghambat produksi.

Alhasil, kondisi itu berisiko memperburuk ketatnya pasokan global yang baru-baru ini menyebabkan harga kopi robusta. Komoditas itu telah melonjak ke level tertinggi sejak 1970.

“Peningkatan pasokan yang signifikan mungkin baru terjadi pada bulan Desember,” ujar Direktur Eksportir Vinh Hiep Co. dan Wakil Ketua Asosiasi Kopi Nasional Vietnam Thai Nhu Hiep dilansir dari Bloomberg.

Sementara itu, produksi musim baru yang akan dimulai Oktober 2024 diprediksi akan mengalami penurunan 5% ke 1,56 juta ton. Proyeksi itu sejalan dengan kekeringan yang melanda sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: