Iklan RBTV Dalam Berita

Begini Kronologi Kegaduhan Diacara Pembekalan Lemhannas yang Berujung Pemecatan Tia Rahmania

Begini Kronologi Kegaduhan Diacara Pembekalan Lemhannas yang Berujung Pemecatan Tia Rahmania

Kronologi pemecatan caleg terpilih Tia Rahmania--ist

Menurut Tia, Ghufron sendiri tak mencerminkan sikap antikorupsi dengan kelakuannya tersebut. "Korupsi itu intinya etika dan moral, Pak. Saya adalah salah satu dosen antikorupsi, Pak," ungkapnya.

Setelah menyampaikan kritik, Tia pamit walk out. Karena Tia keluar dari ruangan, Ghufron tak menjawab/menanggapi pernyataan Tia.

Setelah pernyataan tersebut, Tia memutuskan untuk keluar dari ruangan, menyiratkan ketidakpuasannya terhadap cara diskusi berlangsung. 

Keputusan Tia untuk walk out menambah dimensi baru pada insiden ini, mengingat posisi dan statusnya sebagai calon anggota DPR yang akan dilantik pada 1 Oktober mendatang. Akibat dari aksi ini, Nurul Ghufron tidak sempat memberikan tanggapan atas pernyataan Tia.

Masyarakat pun mulai merespons situasi ini dengan beragam pendapat. Beberapa mendukung tindakan Tia sebagai bentuk keberanian dan integritas, sementara yang lain menganggapnya tidak pantas, terutama bagi seseorang yang akan menjabat sebagai wakil rakyat. 

Namun, apa pun pendapat publik, dampak dari insiden ini sangat nyata, dan dalam waktu singkat, PDIP mengambil keputusan drastis dengan mencopot Tia dari daftar caleg terpilihnya.

Latar belakang Tia Rahmania juga menarik untuk disorot. Lahir di Palangka Raya pada 3 Maret 1979, Tia adalah seorang akademisi yang memiliki pengalaman luas dalam bidang psikologi. 

BACA JUGA:3 Hari Hilang Usai Pamit Cari Rumput, Kakek 80 Tahun Ditemukan Tewas dengan Muka Lebam

Ia merupakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan pernah menjabat sebagai Dekan di Universitas Paramadina Jakarta. 

Tia juga memiliki rekam jejak dalam dunia politik meskipun pada 2019 ia gagal menjadi caleg. Namun, keberhasilannya di tahun ini, di mana ia berhasil meraih suara terbanyak di dapilnya, sempat memberikan harapan bagi para pendukungnya.

Tia juga aktif dalam berbagai organisasi, termasuk Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia dan KONI Provinsi Banten. Sebelum bergabung dengan PDIP, ia telah berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, yang menunjukkan komitmennya terhadap masyarakat.

Meskipun langkahnya di dunia politik sempat menjanjikan, kegaduhan di acara Lemhannas ini menunjukkan betapa kompleksnya dunia politik Indonesia. 

Tindakan berani Tia untuk menyuarakan kritik di forum publik dapat dilihat sebagai cermin dari integritas dan keberanian yang seharusnya dimiliki oleh seorang wakil rakyat. 

BACA JUGA:Kronologi Kecelakaan Maut di Tol Layang Reformasi yang Tewaskan Ibu dan Anak Pemilik Pallubasa Serigala

Namun, keputusan PDIP untuk memecatnya menunjukkan bahwa dalam politik, sering kali ada konsekuensi besar yang harus dihadapi akibat tindakan yang dianggap tidak sejalan dengan kepentingan partai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: