Bengkulu Alami Deflasi, BPS Imbau Waspadai Kenaikan Bapok di Akhir Tahun Akibat Faktor Psikologis
Bengkulu Deflasi, ini yang wajib diwaspadai akhir tahun --
BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu merilis, September 2024 ini Bengkulu kembali mengalami deflasi 0,28 persen.
Deflasi ini sudah kali ke-4 terjadi di Bengkulu, terhitung sejak juni 2024 lalu.
Hal ini sebagai bentuk harga disejumlah sektor terkendali. Namun ada sejumlah bahan pokok yang harus diwaspadai kenaikannya, yakni harga beras.
"Pada bulan September ini kita deflasi 0,28 persen. Ini peran dari kelompok makanan. Tapi harus diantisipasi, harus jaga, karena beras sudah bertahap naik, dan bahan pokok yang sudah turun pun jelang nataru akan bergerak," ujar Kepala BPS Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Waspadai! Ini 9 Tanda Demam Berdarah Pada Bayi, Begini Cara Tepat Menanganinya
Untuk pendorong inflasi diantaranya adalah komoditas makanan seperti cabai merah, tomat, cabai rawit hingga telur, serta penurun harga bensin.
Sedangkan yang menjadi penghambat deflasi, adalah angkutan udara, rokok, kopi bubuk hingga ikan tuna.
"Tim pengendali inflasi dari awal sudah mengantisipasi. Karena diakhir tahun itu ada juga masalah psikologis, bukan karena supply demand, karena pengen natal jadi semuanya dibeli," tambah Win Rizal.
BACA JUGA:Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah 2024, Pendaftaran Masih Dibuka, Jangan Sampai Ketinggalan!
Win berharap disisa bulan 2024 ini inflasi tetap terjaga direntan 1,5 persen hingga 3,5 persen. Saat ini angka inflasi Bengkulu untuk secara kumulatif year to date sebesar 0,38 persen.
Asisten I Setda Provinsi Bengkulu Khairil Anwar menyampaikan, data dari BPS Provinsi ini menjadi salah satu acuan, agar pemerintah provinsi dan TPID Provinsi bisa menyiapkan langkah pencegahan.
BACA JUGA:Berapa Besaran Uang Saku KIP Kuliah Per Semester? Segini Nominalnya, Buruan Daftar
Apalagi ada sejumlah bahan pokok yang harus diwaspadai kenaikannya jelang akhir tahun, terutama dari komoditas bahan pokok, seperti beras yang sedang bertahap naik, hingga pangan segar.
"Alhamdulillah semuanya masih aman. Memang harus ada yang kita waspadai, yakni harga beras. Apalagi jika sudah naik beras ini jarang turun. Hal ini perlu kita antisipasi, karena kebutuhan akan beras diakhir tahun akan tinggi," sampai Khairil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: