Iklan RBTV Dalam Berita

Ternyata, Ini Penyebab Penjualan Mobil di Indonesia Anjlok Parah Nyaris 20 Persen

Ternyata, Ini Penyebab Penjualan Mobil di Indonesia Anjlok Parah Nyaris 20 Persen

Penjualan Mobil di Indonesia Anjlok--

Kedua, semakin mahalnya harga mobil baru di Indonesia juga disebabkan oleh biaya logistik. Dalam catatannya, biaya logistik memberikan dampak signifikan terhadap biaya produksi mobil.

Ketiga, kenaikan harga mobil baru juga dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik akibat perang. Dampak dari perang ini membuat gangguan rantai pasok yang ikut mengerek biaya produksi.

"Kemarin ada perang dan sebagainya Itu logistiknya jadi naik," bebernya.

BACA JUGA:Awal Mula Penangkapan 5 WNI yang Niat Jual Ginjal Ilegal ke India, Diiming-imingi Rp 600 Juta

Keempat, dampak kenaikan harga mobil dipicu oleh tren pelemahan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kukuh menuturkan, tren pelemahan Rupiah diluar prediksi para produsen mobil.

"Itu (pelemahan Rupiah) di luar dugaan seperti nilai tukar rata-rata para pelaku perhitungan paling tinggi Rp15.000, sekarang sudah Rp16.000 lebih dan itu cukup berat," bebernya.

Optimistis Pasar Membaik

Meski begitu, Gaikindo meyakini pasar mobil dapat segera membaik pada kuartal kedua. Mereka juga mempertahankan target penjualan nasional bisa terealisasi 1,1 juta unit hingga akhir tahun.

Untuk diketahui juga. Sejumlah merek yang tergabung dalam grup usaha Astra International masih mendominasi pasar.

Akumulasi penjualan enam APM, berhasil mengumpulkan angka wholesales 119.662 unit selama kuartal pertama 2024. Jika dilihat dalam lingkup nasional, mereka mengamankan pangsa pasar hingga 56 persen.

BACA JUGA:Ketahui, Begini Sistem Penilaian Tes SKB CPNS 2024

Dampak Penurunan

Penurunan penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2024 memiliki beberapa dampak signifikan:

1. Kurangnya Pendapatan

Penjualan mobil yang anjlok berarti pendapatan dari sektor otomotif juga mengalami penurunan, yang berdampak pada kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan.

2. Pengurangan Produksi

Pabrikan mobil mungkin perlu mengurangi produksi untuk menyesuaikan dengan permintaan yang menurun, yang bisa berujung pada penundaan atau penutupan pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: