Klarifikasi Nouke Norimarna Ketua Asosiasi Petinju Indonesia Jatim, Terseret Peristiwa Viral Ivan Sugianto
Klarifiksi Ketua Asosiasi Petinju Indonesia (API) Jawa Timur yang namanya ikut terseret --
Kasus ini pun akhirnya berujung pada laporan ke pihak kepolisian oleh pihak SMA Gloria 2 Surabaya.
Dalam laporan yang tercatat di LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA, pihak sekolah melaporkan tindakan Ivan sebagai bentuk intimidasi dan mengancam keselamatan murid mereka. Setelah laporan ini dibuat, kabarnya telah dilakukan mediasi antara kedua belah pihak.
BACA JUGA:Keunggulan Kuda Besi Aprilia SX 125 dan RX 125 2025, Cocok Bagi Pencinta Offroad 4x2
Pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini diadakan di Amin Resto, Surabaya, pada 8 Oktober 2024. Meskipun mediasi sudah dilakukan, banyak warganet yang merasa bahwa tindakan Ivan Sugianto tetap tidak bisa dibiarkan begitu saja dan meminta agar proses hukum dilanjutkan.
Selain Ivan, nama Ketua Asosiasi Petinju Indonesia (API) Jawa Timur, Nouke Norimarna, juga ikut terseret dalam kasus ini. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Nouke turut hadir bersama Ivan ke sekolah tersebut. Namun, Nouke dengan tegas membantah tuduhan bahwa dirinya berperilaku seperti preman.
BACA JUGA:Simulasi Kredit Mitsubishi Xpander Cross November 2024, Bisa Dicicil Sampai 5 Tahun
Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa kehadirannya di sana semata-mata sebagai guru tinju dari EMS, anak Ivan, dan bukan sebagai ancaman bagi siswa SMA Gloria 2. Di media sosial, sejumlah percakapan pribadi antara siswa SMA Cita Hati dan SMA Gloria 2 juga mulai beredar.
Dalam percakapan tersebut, tampak siswa dari kedua sekolah saling meledek. Siswa dari SMA Gloria 2 sempat menyebut siswa dari SMA Cita Hati seperti "poodle," sejenis anjing kecil. Hal ini diduga menjadi pemicu utama Ivan Sugianto merasa tersinggung dan bertindak di luar batas terhadap siswa yang mengejek anaknya.
BACA JUGA:Ini Alasan Kenapa KUR Tak Masuk Kriteria Pemutihan Utang UMKM
Warganet mengecam aksi Ivan yang dianggap tidak pantas, terlebih dilakukan di lingkungan sekolah dan disaksikan banyak siswa. Mereka menganggap Ivan mencampuri masalah remaja secara berlebihan dan merugikan siswa yang menjadi korban arogansinya.
Banyak pengguna media sosial, khususnya di Twitter atau X, mengungkapkan pendapat bahwa perbuatan Ivan seharusnya ditindak tegas dan tidak hanya diselesaikan melalui mediasi keluarga.
BACA JUGA:Gagalkan TPPO Lintas Negara, Polisi Beberkan Peran dan Modus 3 Orang yang Ditangkap
Kejadian ini mengingatkan banyak pihak tentang pentingnya mendidik anak dengan memberi contoh yang baik, termasuk dalam menyelesaikan konflik.
Meskipun seorang orang tua ingin melindungi anaknya, tindakan intimidasi di hadapan publik dapat memberikan dampak negatif, baik bagi anak maupun bagi pihak yang menjadi korban intimidasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: