Iklan RBTV Dalam Berita

Bisa Berakibat Fatal, Begini Cara Mengatasi Gas Beracun di Dalam Sumur

Bisa Berakibat Fatal, Begini Cara Mengatasi Gas Beracun di Dalam Sumur

Sumur--

Gunakan peralatan pelindung diri seperti masker respirator dan alat pengukur gas saat bekerja di dekat atau di dalam sumur. Ini sangat penting untuk melindungi diri dari paparan gas beracun yang mungkin tidak terdeteksi.

6. Hubungi Ahli

Jika terdeteksi adanya gas beracun, segera hubungi ahli keselamatan atau layanan darurat untuk menangani situasi tersebut. Jangan mencoba masuk ke dalam sumur tanpa perlindungan yang memadai.

BACA JUGA:Rincian Dana Desa Kabupaten Subang Tahun 2025, Desa Mana yang Terbesar?

Jenis Gas Beracun dalam Sumur

Gas beracun di dalam sumur dapat mengancam keselamatan para pekerja, orang sekitar, atau penggali sumur. Beberapa jenis gas berbahaya yang sering ditemukan di dalam sumur antara lain:

- Karbon monoksida (CO)

Saat paru-paru bernafas, gas yang dihirup adalah Oksigen (02), tetapi jika seseorang menghirup gas lain yang berbahaya salah satunya Karbon monoksida (CO), tentunya hal ini merupakan hal yang buruk.

Gas karbon monoksida (CO) berasal dari pembakaran bahan bakar mesin pompa air yang tidak sempurna. Pada waktu yang bersamaan, hasil pembakaran akan menghasilkan gas buang lain seperti karbon dioksida (CO2).

Jenis kedua gas ini tentu sangat berbahaya jika dihirup oleh manusia. Gas CO akan masuk dalam sistem pernafasan dan terikat dalam aliran darah dalam paru-paru, sehingga seseorang akan menjadi lemas, tidak menutup kemungkinan akan terjatuh dalam sumur dan mengakibatkan kematian.

BACA JUGA:Dana Desa 2025 Kabupaten Sumedang untuk 270 Desa, Simak Berapa Masing-masing Kucurannya

- Hidrogen Sulfida (H2S)

Gas beracun memiliki ciri tidak bewarna dan beraroma seperti telur busuk. Juga memiliki massa jenis yang lebih besar dari massa jenis udara, sehingga gas ini sering ditemukan pada tempat-tempat rendah seperti sumur.

Gas ini juga biasanya terkandung pada gas-gas gunung berapi, industri tambang dan industri kayu.
Gas ini berasal dari bakteri yang memecah senyawa oraganik tanpa oksigen, misalnya gas yang berada dalam lumpur atau tanah becek dan pipa-pipa pembuangan kotoran atau bekas timbunan sampah.

Jika gas ini terhisap oleh manusia melalui paru-paru, maka gas akan terserap cepat oleh darah dan otomatis dibawa ke otak. Selanjutnya akan mencegah fungsi enzim cytochrome oxydase yang sangat penting untuk pernafasan sel otak.

BACA JUGA:Rincian Dana Desa Kabupaten Purwakarta Tahun 2025, Ini 3 Desa dengan Alokasi Terbesar

- Amonia (NH3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: