Rajin Sholat tapi Masih Maksiat, Bagaimana Pandangan Agama? Ini Penjelasan UAH
Rajin Sholat tapi Masih Maksiat, Bagaimana Pandangan Agama? Ini Penjelasan UAH--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Seharusnya semakin rajin ibadah maka kian menjauh dari maksiat. Tapi tetap ada kita mendengar istilah seperti ‘rajin sholat kok marah, rajin ngaji kok zhalim, rajin ibadah kok maksiat.” Tentu ini yang salah bukanlah ibadahnya tetapi si pelaku.
BACA JUGA:Halal atau Haram? Ini Pendapat UAS, UAH dan Buya Yahya Soal Hukum Asuransi dalam Islam
Bagi umat Islam yang baligh, sholat adalah kewajiban. Meninggalkan maksiat juga kewajiban. Kedua-duanya saling berkaitan dan menguatkan kadar keimanan seseorang. Namun apa jadinya apabila terdapat seseorang yang rajin sholat tapi juga rajin berbuat maksiat?
BACA JUGA:Segera Singkirkan, Kata UAH Ada 2 Benda Jadi Penghambat Rezeki Masuk Rumah
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Az-Zawajir an Iqtiraf Al-Kabair menjelaskan, orang yang menampakkan keshalihannya (baik itu mengerjakan sholat, puasa, dan zakat) namun masih mengerjakan hal-hal yang dilarang Allah SWT diganjar dosa. Maksiat yang dilakukan orang yang rajin sholat itu merupakan pertanda runtuhnya ketakwaan dan rasa takutnya kepada Allah SWT.
BACA JUGA:Dalam Perjalanan Ingin Sholat, Berikut Cara Mudah Mencari Arah Kiblat
Jika dia rajin sholat tapi masih melakukan maksiat secara sembunyi-sembunyi tapi dipenuhi rasa penyesalan, Syekh Muhammad Al-Mukhtar mengatakan hal itu adalah orang tersebut bukanlah orang yang menantang Allah. Tapi perbuatan maksiatnya tidak dibenarkan, artinya dibutuhkan pertaubatan dan tidak mengulanginya kembali.
BACA JUGA:Bisa Cegah Penuaan dan Atasi Insomnia, Ini Dia 18 Manfaat Buah Durian yang Harus Diketahui
Pada hakikatnya, fungsi sholat sendiri pun dapat menghindarkan manusia dari perbuatan keji dan munkar. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surah Al-Ankabut penggalan ayat 45 berbunyi:
“Inna as-shalata tanha anil-fahsya-i wal-munkari.” Yang artinya: “Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar."
Penjelasan UAH
Begini penjelasan Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: