Iklan dempo dalam berita

NASA Buka Suara Soal Matahari Terbit dari Barat Tanda Kiamat, Ini Faktanya

NASA Buka Suara Soal Matahari Terbit dari Barat Tanda Kiamat, Ini Faktanya

NASA Buka Suara Soal Matahari Terbit dari Barat Tanda Kiamat, Ini Faktanya--

BACA JUGA:Fenomena 2023. Setelah Gerhana Matahari, Juga akan Terjadi Gerhana Bulan Penumbra, Apa Itu?

Apa tanggapan NASA soal unggahan itu? NASA dengan tegas mengatakan pihaknya tidak pernah membuat pernyataan tentang matahari terbit dari barat. NASA menegaskan bahwa klaim yang viral tersebut adalah salah alias hoaks.

“Pembalikan kutub magnet adalah fenomena nyata yang telah terjadi berkali-kali di masa lalu, dan ilmuwan di seluruh dunia mempelajarinya, tetapi pembalikan yang mengarah ke Bumi berputar ke arah yang berlawanan menyebabkan Matahari terbit di barat adalah salah," terang Associate Administrator untuk Komunikasi NASA, Bettina Inclan.

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Gerhana Matahari Total dan Sebagian di Indonesia

Dia mengatakan NASA dan organisasi ilmiah lainnya "terlalu sering menjadi target berita palsu dan klaim sains." 

 

Usia Matahari

 

Bagian lain, setiap kehidupan punya usia, termasuk juga matahari. Menjadi pusat tata surya kita, matahari juga memiliki saat di mana dia akan hancur dan mengakibatkan kiamat di alam semesta, termasuk bumi.

Seorang astrofisikawan di Center for Astrophysics, Paolo Testa menyebutkan bahwa sisa usia Matahari sekitar 5 miliar tahun dari sekarang. 

Meski kematian Matahari masih triliunan tahun lagi, namun bintang besar ini sekarang sedang memasuki usia pertengahannya.

“Matahari berusia kurang dari 5 miliar tahun. Ini semacam bintang paruh baya, dalam artian hidupnya akan sekitar 10 miliar tahun atau lebih," kata Testa.

BACA JUGA:Melihat Gerhana Matahari Bisa Bikin Mata Buta, Ini Cara Sederhana Biar Aman yakni Pakai Kardus

Hal ini didukung oleh penjelasan NASA, kira-kira 5 miliar tahun ke depan Matahari akan berhenti menghasilkan panas melalui fusi nuklir, intinya menjadi tidak stabil dan berkontraksi. Bagian Matahari terluar yang masih mengandung hidrogen akan mengembang, kemudian bersinar merah saat mendingin.

Ekspansi ini secara bertahap akan menelan planet-planet tetangga Matahari, seperti Merkurius dan Venus. Selain itu, angin Matahari juga akan naik ke satu titik yang dapat menghancurkan medan magnet Bumi dan melepaskan atmosfernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: