Ceramah Lengkap Zainuddin MZ, 10 Orang yang Menjadi Teman Setan
KH. Zainuddin MZ--
“Hakim yang curat.”
Hakim yang tidak adil. Ini bisa dimaklumi. Kenapa? Karena hakim diharapkan adalah produk keadilan. Sehingga orang mengatakan, seorang hakim adalah seorang yang meletakkan sebelah kakinya di surga dan sebelah lagi di neraka. Kalau adil dia menghukum, kaki sebelah kanan yang akan menentukannya ke surga. Kalau licik dia menghukum, kaki sebelah kiri yang akan menjerumuskan dia ke dalam neraka.
Saudara-saudara kaum Muslimin rahimakumullah, sesungguhnya dalam kehidupan kurangnya sandang pangan bukan satu-satunya sebab yang membuat orang menderita. Tidak teraturnya perumahan, kurangnya lapangan kerja, bukan satu-satunya yang menyebabkan rakyat menderita. Tapi lukanya rasa keadilan, tidak tegaknya hukum sebagaimana yang diharapkan. Itu juga bisa menjadi sumber nestapa, bisa menjadi asal dari segala derita.
BACA JUGA:Naudzubillah, Sedekah Model Ini Ternyata Dilarang Allah SWT, Gus Baha: Sama Seperti Riba
Oleh karena itu, hakim yang tidak adil, hakim yang curang, yang menghukum tidak berdasarkan hukum. Tapi berdasarkan kepentingan, berdasarkan pesan sponsor, hukum bisa dibeli, ada istilah mafia peradilan. Hakim-hakim macam ini yang akan menjadi teman-teman iblis. Dan tiap kali palu akan diketuk iblis sudah bukan main sibuknya.
“Kekuasaan di tanganmu. Hijau katamu, hijau yang akan berlaku. Merah kau ketok, merah yang akan jadi keputusan. Orang lain tidak tahu. Ini kesempatan untuk jadi kaya. Ini kesempatan untuk naik pangkat. Manipulir hukum tidak ada yang tahu karena orang banyak yang awam dengan hukum.”
Saudara-saudara kaum Muslimin, kalau hukum sudah bisa dibeli atau kalau hukum cuma untuk orang-orang kecil saja, ada kelompok-kelompok yang kebal hukum, maka akan timbullah kiamat di masyarakat di mana yang kuat makin kuat, yang lemah selalu menjadi mangsa.
Oleh karenanya hakim yang serong, hakim yang durjana, merupakan teman-teman setan, merupakan teman-teman iblis dari dunia sampai ke neraka nanti. Ini yang pertama. Oleh karenanya pada dasarnya setiap kita adalah hakim, untuk keluarga, dalam pergaulan, hendaklah adil di dalam memutuskan segala sesuatu, lebih-lebih hakim yang memang menjadi pengayom masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: