Sakral Bagi Masyarakat Jawa, Malam Satu Suro Menurut Pandangan Islam dan Ustadz Adi Hidayat
Malam 1 suro menurut Ust Adi Hidayat--
Dari sinilah makna spiritual 1 Muharram atau Satu Suro dalam Islam sebenarnya, waktu untuk hijrah menuju kebaikan.
BACA JUGA:Terbaru, Ini Syarat dan Cara Mengajukan SPinjam, Minimal Pinjam Rp 500 Ribu
Tahun Baru Hijriyah
Tahun baru Hijriyah yang dimulai pada 1 Muharram merupakan momentum penting bagi umat Islam untuk melakukan introspeksi diri.
Dalam konteks ini, Al-Muharram menjadi simbol awal perubahan, di mana kita dianjurkan untuk mulai meninggalkan semua yang haram dan menggantinya dengan amal shaleh.
Maka tak heran jika malam ini seharusnya diisi dengan zikir, shalat malam, doa-doa, serta kegiatan ibadah lainnya. Inilah bentuk penghormatan sejati terhadap bulan Muharram menurut Islam.
BACA JUGA:6 Hewan Ini yang Dilarang Dipelihara Dalam Islam, Apa Alasannya?
Menyelaraskan Nilai Budaya dan Nilai Islam
Tak bisa dipungkiri bahwa budaya Jawa memiliki keunikan tersendiri, termasuk dalam menyambut malam Satu Suro.
Namun, sebagai umat Islam, penting untuk memfilter mana tradisi yang bertentangan dengan syariat. Ritual atau keyakinan yang mengarah pada kesyirikan atau takhayul harus ditinggalkan.
Islam tidak melarang pelestarian budaya, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran tauhid dan nilai-nilai Islam.
BACA JUGA:Rupiah Cepat Punya DC Lapangan? Coba Cek di Sini Jawabannya
Malam Satu Suro adalah Kesempatan untuk Mendekat pada Allah
Kesimpulannya, malam Satu Suro atau 1 Muharram bukanlah malam penuh kesialan, melainkan malam yang diberkahi dan dimuliakan oleh Allah.
Jangan sampai kita terjebak dalam anggapan keliru yang menganggapnya sebagai malam penuh bahaya atau larangan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


