Iklan RBTV

Sejarah Malam Satu Suro yang Jadi Tradisi Sakral Penuh Makna dari Tanah Jawa

Sejarah Malam Satu Suro yang Jadi Tradisi Sakral Penuh Makna dari Tanah Jawa

Makna dan Sejarah Malam 1 Suro dalam Kehidupan Orang Jawa--

Di Yogyakarta, tapa bisu menjadi salah satu ritual yang paling sakral. Para abdi dalem dan masyarakat umum berjalan kaki mengelilingi beteng (tembok Keraton) tanpa berbicara sepatah kata pun. 

Ritual ini disebut juga mubeng beteng, dan biasanya dimulai dari sisi barat Keraton. Makna dari tradusu ini adalah untuk membuang energi negatif dan keburukan dari diri sendiri, sekaligus sebagai bentuk pengendalian diri secara spiritual

BACA JUGA:Hati-hati, Ini Daftar 5 Weton yang Katanya Diincar Sengkolo saat Malam 1 Suro, Apa saja?

Nuansa Keprihatinan dan Religius yang Mendalam

Malam satu Suro juga identik dengan laku prihatin, yaitu bentuk latihan spiritual yang menekankan pada pengendalian hawa nafsu.

Praktik seperti puasa mutih (hanya makan nasi dan air putih), meditasi, bersemedi, hingga mandi malam menjadi bagian dari perjalanan spiritual individu yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhan.

Ritual ini dilakukan dengan suasana hening, penuh penghayatan, dan tanpa hura-hura. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa menganggap malam satu Suro sebagai waktu sakral untuk menyucikan diri dan lingkungan, bukan untuk berpesta pora seperti tahun baru pada umumnya.

BACA JUGA:Apa Itu Sengkolo Pada Malam 1 Suro? Ini Penjelasan Berdasarkan Jenisnya

Pelestarian Budaya dan Kearifan Lokal

Hingga kini, tradisi-tradisi malam 1 Suro masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat, terutama di Yogyakarta dan Surakarta yang menjadi pewaris budaya kerajaan Mataram Islam. 

Tradisi tersebut bukan sekadar peninggalan nenek moyang, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga keberadaannya.

Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, datang ke Jawa untuk menyaksikan langsung prosesi sakral ini. 

Bahkan, beberapa ritual telah dijadikan agenda tahunan oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari promosi wisata budaya dan spiritual.

Malam satu Suro bukanlah malam biasa. Ia menyimpan filosofi mendalam tentang kesadaran spiritual, penghormatan kepada leluhur, dan harmoni dengan alam. 

Melalui berbagai ritual dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun, masyarakat Jawa menunjukkan betapa kuatnya akar budaya dan kepercayaan yang mereka miliki.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait