Menurut BBC, kebanyakan orang yang mati di Everest tewas dalam longsoran salju. Penyebab paling umum ketiga adalah paparan atau radang dingin, yang menyumbang sekitar 11 persen dari kematian, diikuti oleh suatu "penyakit gunung akut."
BACA JUGA:Di Gunung Ini, Mayat Dibiarkan Bergeletakan, Ternyata Ini Alasannya
Sekitar 27 persen dari kematian Everest terdaftar karena faktor-faktor lain seperti adanya reruntuhan es, kecelakaan tali, pneumonia, atau bahkan tenggelam.
Juga sedikit berlawanan dengan intuisi, pasalnya lebih banyak orang mati ketika dalam perjalanan turun daripada saat perjalanan mendaki.
Sebanyak 120 orang tewas saat rute pendakian, dengan segelintir orang yang sekarat di base camp mereka, dalam perjalanan ke base camp, atau selama evakuasi.
2. Perlintasan yang padat
Gunung Everest adalah salah satu tempat paling terpencil di Bumi. Dan ia juga salah satu tantangan fisik terbesar di dunia, dibutuhkan 10 hari hanya untuk sampai di base camp di Nepal, enam minggu untuk menyesuaikan diri, dan sembilan hari lagi untuk naik ke puncak.
Pendakian ke sana juga relatif mahal, pengeluaran termurah untuk ekspedisi Gunung Everest sekitar 30.000 US dolar, dengan biaya rata-rata sekitar 65.000 US dolar.
Menurut NPR, perlintasan pejalan kaki merupakan salah satu pembunuh di sana. Pada hari pendakian, ada ratusan pendaki yang berusaha untuk mencapai tempat yang sama. Jadi terjadilah antrean.