Mulai saat itu, publik mulai skeptis dengan sosok Ratna Sari Dewi. Sebab, belum ada pers Indonesia yang secara mendalam mengulas mengenai Ratna Sari Dewi. Adapun beberapa foto-foto Ratna Sari Dewi yang memancarkan kecantikan parasnya tersebar di publik, justru menambah rasa penasaran khalayak.
BACA JUGA:Mobil Paket Terjun ke Danau Dendam, Sopir Tidak Sadarkan Diri
Di situlah publik seakan-akan tak benar-benar membenci keduanya, tapi terselip pula kekekaguman publik akan Ratna Sari Dewi. Lantaran itu, ketika salah satu media massa memuat kisah Ratna Sari Dewi secara mendalam, Koran atau majalahnya langsung ludes terjual.
“Sambutan terhadap Madjalah Sunda yang memuat tulisan tentang Ratna Sari Dewi itu luar biasa. Dalam sekejap majalah habis terjual, dan di luaran dijual eceran dengan harga sepuluh kali lipat harga resmi. Kalau sekarang niscaya aku akan mencetak ulangnya sebanyak mungkin.
BACA JUGA:Sering Galbay Shopee PayLater Ada DC, Ini Cara agar Tidak Telat Bayar Tagihan
Tetapi pada waktu itu cetak offset belum ditemukan, sehingga pencétakan ulang dalam waktu yang relatif singkat tidak mungkin karena percetakan masih menggunakan timah yang diset dengan mesin Linotype atau Intertype, yang setelah dicetak biasanya langsung dilebur lagi,” tutup Sastrawan Ajip Rosidi dalam bukunya.
Demikian informasinya. (tim)