5 Fakta Unik Tradisi Pernikahan 'Bajapuik' di Sumatera Barat, Terinspirasi dari Kisah Rasulullah SAW

Sabtu 02-12-2023,05:07 WIB
Reporter : Tim

BACA JUGA:Menculik Mempelai Wanita, Yuk Intip 6 Tradisi Pernikahan Unik di Indonesia

Oleh karena itu, pihak perempuan bersama keluarganya akan menjemput pihak lelaki. Saat momen penjemputan, keluarga perempuan harus berbesar hati menyerahkan sejumlah harta uang japuik kepada pihak lelaki. Kebanyakan mengira bahwa uang japuik untuk ‘membeli’ tetapi sebenarnya lebih tepat disebut ‘menjemput’ lelaki.

3. Mengembalikan Uang Japuik dalam Tradisi Manjalang Mintuo

Pada praktiknya, pihak perempuan memang memberikan sejumlah uang kepada pihak lelaki. Kemudian, uang japuik akan dialokasikan untuk membiayai keperluan selama prosesi pernikahan Namun, pada tradisi Manjalang Mintuo seusai pernikahan, pihak lelaki akan mengembalikan uang japuik yang sebelumnya diterima dari pihak perempuan.

BACA JUGA:Sejarah dan Ragam Tradisi Memperingati Hari Maulid Nabi, Pertama Kali di Zaman Khalifah Mu’iz li Tahun 341 H

Pihak lelaki akan mengembalikannya dalam bentuk perhiasan kepada sang istri atau anak daro. Bahkan biasanya, nilai perhiasan tersebut akan melebihi jumlah uang japuik sebelumnya. Hal ini merupakan bentuk bentuk penghormatan dari pihak lelaki atas pemberian uang japuik.

4. Nilai Uang Japuik Menyesuaikan Status Sosial Mempelai Lelaki

Nilai uang japuik akan berbeda-beda, menyesuaikan status sosial lelaki tersebut. Semakin tinggi status sosial sang lelaki dan keluarga, maka akan semakin tinggi pula nilai uang japuik. Terlebih, jika ia keturunan bangsawan atau menyandang gelar bangsawan, seperti sidi, bagindo, atau sutan.

BACA JUGA:Tradisi Kemenangan Timnas Berlanjut di Laga Asian Games, Erick: Rebut Tiket 16 Besar

Dahulu, alat ukur untuk uang japuik bukanlah uang rupiah, melainkan ameh atau emas. Besaran nilainya terhitung sekitar satu ameh atau setara dengan 2,5 gram emas.

Namun, kini ada sedikit perubahan, nilai uang japuik lebih ditentukan dari tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jabatan lelaki. Kalau tidak bisa membeli emas, boleh menggantinya dalam bentuk uang rupiah, hewan, atau kendaraan senilai hitungan ameh

Biasanya, kedua keluarga besar mempelai akan merundingkan kesepakatan nilai uang japuik. Jadi, tak perlu khawatir karena besaran nilai tersebut dapat menyesuaikan tingkat ekonomi keluarga perempuan.

BACA JUGA:Arak-arakan 70 Nasi Jambar Kuning, Tradisi Masyarakat Peringati Maulid Nabi SAW

5. Makna Memuliakan dan Meninggikan Derajat Mempelai Lelaki

Selama ini, ada sedikit kesalahpahaman akan tradisi bajapuik karena sebutan ‘membeli’ lelaki. Padahal, tradisi ini tidak ada maksud merendahkan atau membeli seseorang. Justru, uang japuik telah menjadi budaya masyarakat Pariaman dalam memuliakan atau meninggikan derajat mempelai lelaki.

Tradisi ini menyimpan makna mendalam, pihak perempuan menghargai keluarga pihak lelaki yang telah melahirkan, merawat, dan mendidik sang lelaki karena sebentar lagi ia akan menikah dan meninggalkan rumah. Pasalnya, seorang lelaki biasanya menjadi tumpuan harapan dari keluarganya. Saat menikah, ia harus beralih menjadi tumpuan harapan keluarga perempuan.

Kategori :