8. Tradisi Binarundak
Lebaran biasanya identik dengan ketupat, namun berbeda dengan Sulawesi Utara. Masyarakat di Motoboi Besar memiliki cara unik untuk merayakan Lebaran sekaligus mempererat tali silaturahmi.
Mereka merayakannya dengan memasak nasi jaha lewat tradisi Binarundak yang dilakukan tiga hari setelah hari raya Idul Fitri.
Nasi jaha dibuat dari beras ketan, jahe, dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu yang telah dilapisi daun pisang.
Bambu yang berisi nasi jaha tersebut, lalu dibakar beramai-ramai di lapangan dengan menggunakan sabut kelapa.
Setelah nasi tersebut matang, maka warga sekitar akan memakannya secara bersama-sama sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan.
BACA JUGA:Berapa Limit Pinjaman di Pegadaian? Cek 5 Jenis Produk Pinjaman di Pegadaian
9. Festival Meriam Karbit di Pontianak
Sungai Kapuas menjadi saksi sebuah tradisi yang kerap kali dilangsungkan di Pontianak, Kalimantan Barat, yaitu Festival Meriam Karbit.
Festival ini dilakukan selama 3 hari. Saat malam takbiran, lebaran pertama, dan ditutup saat lebaran kedua.
Biasanya, meriam karbit dibuat dari pohon bambu. Namun berbeda dengan meriam karbit yang digunakan dalam festival. Meriam dibuat dari pohon kelapa yang meiliki ukuran sangat besar.
Bukan hanya pohon kelapa, ada juga yang menggunakan pohon pohon durian.
Meriam-meriam tersebut diikat menggunakan rotan dan diatur secara berjajar. Menghadap ke tengah Sungai Kapuas.
Penilaian dilakukan berdasarkan kekompakan bunyi meriam yang dimiliki oleh peserta. Semakin kompak, nilai yang didapat semakin tinggi.
Demikianlah ulasan 9 tradisi unik masyarakat Indonesia dalam menyambut lebaran, dari Rojok Sayak hingga Festival Meriam yang sangat unik. Semoga bermanfaat.