Abu Jahil menjawab bahwa dia tidak bisa membayar hutangnya. Ia beralasan bahwa uang hasil kebunnya digunakan untuk mengobati saudaranya yang sakit.
"Jangan khawatir Abu Nawas, saya pasti akan membayar bulan depan." kata Abu Jahil.
Abu Nawas sangat kecewa. Akhirnya, dia pulang tanpa membawa uang sepeser pun.
Beberapa hari kemudian, Abu Nawas mendengar kabar bahwa Abu Jahil sering mengundang teman-temannya ke rumahnya untuk berpesta.
Mendengar hal tersebut, Abu Nawas menjadi emosi. "Kurang ajar, katanya dia kekurangan uang, tetapi dia malah sering mengadakan pesta." gerutu Abu Nawas.
Abu Jahil pasti tidak akan membayar hutangnya karena seribu alasan. Akhirnya Abu Nawas mendapat ide untuk mengerjai di Abu Jahil.
Keesokan harinya, Abu Nawas pergi ke desa seberang untuk menemui sahabatnya. Dia mulai menyusun strategi dan meminta bantuan seorang teman.
BACA JUGA:Tabel Pinjaman Mandiri Taspen Rp20-100 Juta, Kredit Pensiun sampai Usia 75 Tahun
Setelah strateginya matang, Abu Nawas segera mendatangi rumah Abu Jahil. "Mengapa kamu di sini Abu Nawas, aku sudah bilangkan jika mengembalikannya uang itu bulan depan." kata Abu Jahil.
"Jangan salah paham Abu Jahil. Aku di sini bukan untuk menagih hutang, aku ingin mengajakmu bertemu dengan orang pintar." jawab Abu Nawas.
"Ada perlu apa memangnya?" tanya Abu Jahil penasaran.
"Ini Abu Jahil, di desa seberang katanya ada dukun pesugihan yang bisa membuat kita kaya. Aku ingin mencobanya disana." Jawab Abu Nawas.
"Benarkah? Oke Abu Nawas, aku ikut. Aku juga ingin kaya,” kata Abu Jahil girang mendengar adanya tawaran dukun pesugihan itu.
Singkat cerita, Abu Nawas dan Abu Jahil tiba di rumah dukun pesugihan tersebut. Setelah memanggil keduanya, dukun itu bertanya, "Apa yang kamu lakukan di sini?"