Keadaan yang sempit dan pengap ini menjadikannya salah satu penjara bawah tanah paling menyeramkan di Indonesia. Hingga saat ini, kisah-kisah menyeramkan mengenai tempat ini masih sering terdengar, memperkuat reputasi angkernya.
3. Penjara Benteng Vastenburg
Benteng Vastenburg adalah sebuah benteng megah di Kota Solo yang kini hanya tinggal bangunan tak terawat.
Pada masa kejayaannya, benteng ini memainkan peranan penting dalam hubungan antara Solo dan Semarang, terutama saat Solo menjadi pusat perdagangan pada abad ke-18 hingga abad ke-19.
Di bawah benteng ini, terdapat penjara bawah tanah yang dipercaya cukup luas dan digunakan untuk menahan para tawanan. Kondisi gelap dan sempit di dalam penjara ini menyebabkan banyak tahanan yang meninggal sebelum sempat diadili.
BACA JUGA:Kreatif Berinovasi, Agen BRILink Asal Tanjung Priuk Sukses Perbaiki Hidup
Kisah-kisah tragis ini membuat penjara bawah tanah di Benteng Vastenburg dikenal sebagai salah satu yang paling menyeramkan di Indonesia.
4. Penjara Benteng Rotterdam
Benteng Rotterdam adalah peninggalan Kerajaan Gowa yang dibangun pada tahun 1545. Setelah jatuh ke tangan Belanda, benteng ini dijadikan pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Benteng ini berlokasi di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar dan juga memiliki penjara bawah tanah yang sangat menyeramkan. Walaupun menyeramkan, penjara bawah tanah ini masih terawat dengan baik hingga saat ini.
Pangeran Diponegoro pernah ditahan di sini, menambah nilai historis sekaligus aura mistis dari tempat ini.
BACA JUGA:KUR Mikro BRI 2024: Syarat, Limit dan Bunga Pinjaman, Pahami Sebelum Pinjam
5. Penjara Lawang Sewu
Gedung Lawang Sewu yang terletak di Kota Semarang dikenal dengan keangkerannya karena memiliki penjara bawah tanah paling menyeramkan.
Gedung ini awalnya merupakan kantor dari Nederland dan dibangun pada tahun 1904 hingga 1907. Pada masa penjajahan Jepang, penjara bawah tanah di sini dikenal sebagai penjara jongkok.
Tempat ini dijadikan lokasi eksekusi bagi para pemuda yang melakukan perlawanan terhadap Jepang. Setelah dieksekusi, jasad mereka sering kali dibuang ke kali yang terletak di sebelah gedung.