Dalam salah satu konten milik Joe Kal, terlihat ia mendatangkan jelangkung dan tanah kuburan, bahkan tidur menggunakan kain kafan serta darah ayam.
Selain itu, beberapa YouTuber juga mencoba menampilkan sosok mahluk halus perempuan yang seolah-olah menunggu rumah tersebut.
“Ada Youtuber yang pernah saya komplain, dan sempat ditake down. Namun ternyata diunggah lagi,” kata AH. Ia juga menambahkan bahwa barang-barang yang awalnya tertata rapi menjadi berantakan setelah rumahnya dijadikan konten horor.
BACA JUGA:Sejarah Kenapa Jogja dan Aceh Menjadi Daerah Istimewa di Indonesia
Dengan adanya konten-konten horor tersebut, setidaknya ada delapan calon pembeli yang membatalkan niatnya untuk membeli rumah tersebut.
Rumah itu dijual seharga Rp4,3 miliar. “Banyak yang tidak jadi beli gara-gara konten itu. Ada yang bilang, ‘ngapain saya beli rumah angker begini,’” ungkap AH.
AH berharap agar pihak berwenang segera menindaklanjuti laporan tersebut dan memberikan keadilan bagi keluarganya.
Ia juga berharap agar para konten kreator lebih berhati-hati dan tidak sembarangan membuat konten yang dapat merugikan pihak lain.
Kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan memastikan kebenarannya sebelum membagikannya kepada orang lain. Semoga kasus ini segera menemukan titik terang dan keadilan dapat ditegakkan.
Bagi AH dan keluarganya, harapannya adalah agar rumah mereka dapat pulih kembali dan mendapatkan kembali kepercayaan dari calon pembeli.
Itulah informasi mengenai rumah di Semarang ini jadi tak laku gara-gara konten kreator horor di Youtube, ternyata tidak izin. Semoga dengan informasi ini dapat menjadi pembelajaran untuk kita semua!
(Sheila Silvina)