Perilaku Berbahaya yang Terulang
Menurut keterangan dari Ali, T kerap kali menggunakan motor milik keluarganya atau tetangganya saat sedang kambuh. Hal ini membuat situasi semakin sulit untuk dikontrol. "Kadang nabraki orang, kadang ambil punya tetangga, pinjam dipakai. Sekarang sudah diamankan, kita serahkan kepada keluarganya," pungkas Ali.
Tindakan berbahaya yang dilakukan oleh T bukanlah kejadian pertama. Sudah beberapa kali pihak kepolisian menerima laporan mengenai perilaku T yang mengendarai motor dengan cara yang tidak biasa dan berbahaya.
Namun, karena kondisi mentalnya yang tidak stabil, penanganan kasus ini memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dan melibatkan keluarganya
Kesaksian dari Warga Sekitar
Tidak hanya pihak kepolisian, beberapa warga juga memberikan kesaksian mengenai perilaku T yang sering kali membuat takut pengguna jalan lainnya.
Salah satunya adalah YouTuber Sinau Hurip Sukaryo Adiputra atau Adi, yang mengaku sering menemui emak-emak yang sedang viral tersebut. Namun, Adi memilih untuk tidak membuat konten mengenai wanita tersebut.
"Sering cah iku (dia) di jalan, aneh-aneh tingkahnya. Sudah beberapa kali dibawa ke rumah sakit jiwa. Dia punya keluarga," kata Adi lewat pesan singkat.
Menurut Adi, tindakan T di jalan sering kali membuat orang lain merasa cemas dan takut. Namun, karena kondisi mentalnya, banyak orang yang merasa kasihan dan memilih untuk tidak terlalu mempermasalahkan tindakan T.
BACA JUGA:Gerak Cepat, Polri Beri Respon Usai Video Viral Oknum Guru SMK Diduga Aniaya Siswanya
Penanganan Kasus Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Kasus T ini menyoroti pentingnya penanganan yang tepat bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Meskipun tindakan yang dilakukan oleh T sangat berbahaya, tetapi penanganan yang hanya melibatkan tindakan represif seperti penahanan tidak akan menyelesaikan masalah. Dalam kasus ini, peran keluarga sangat penting dalam memberikan perawatan dan pengawasan yang tepat.
Menurut Dr. Ratna Dewi, seorang psikiater yang menangani kasus ODGJ, penanganan terhadap orang dengan gangguan jiwa harus melibatkan pendekatan medis dan psikososial.
"Orang dengan gangguan jiwa memerlukan perawatan yang holistik, yang melibatkan pengobatan medis, terapi psikologis, dan dukungan sosial dari keluarga serta masyarakat," ujar Dr. Ratna.
Dr. Ratna menambahkan bahwa tindakan represif seperti penahanan oleh polisi hanya akan memberikan solusi sementara.