BACA JUGA:Bocoran Contoh Soal Tes Karakteristik Pribadi CPNS 2024 dan Pembahasannya
Funiciello dan kolega (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa subduksi megathrust menjadi tempat terjadinya gempa bumi terbesar di Bumi.
Beberapa contoh nyata adalah gempa di Chili tahun 1960 dengan magnitudo 9,5 Mw, Indonesia tahun 2004 dengan magnitudo 9,2 Mw, Chili tahun 2010 dengan magnitudo 8,8 Mw, dan Jepang tahun 2011 dengan magnitudo 9,1 Mw.
Semua gempa tersebut memicu tsunami dahsyat yang menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa yang sangat banyak.
Baru-baru ini, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan kekhawatiran bahwa gempa megathrust di Jepang dapat memicu tsunami yang dampaknya bisa dirasakan hingga ke wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Bocoran Contoh Soal Tes Intelegensi Umum CPNS 2024 dan Kunci Jawabannya
Megathrust Nankai yang merupakan zona subduksi aktif di Jepang, disebut sangat berpotensi menimbulkan bencana besar jika gempa dahsyat terjadi.
Jika ini benar-benar terjadi, tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia, sehingga perlu kita waspadai.
Apa Itu Gempa Megathrust?
Gempa megathrust adalah gempa bumi berukuran sangat besar yang terjadi di zona subduksi, di mana salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya.
Lempeng-lempeng ini saling bersentuhan dan bergerak maju satu sama lain, menyebabkan penumpukan regangan yang sangat besar.
Ketika regangan ini melebihi kekuatan gesekan antara dua lempeng, gempa megathrust pun terjadi.
Gempa megathrust sering kali menghasilkan pelepasan energi yang sangat dahsyat. Untuk memberi gambaran, satu gempa bumi megathrust ini setara dengan energi yang dilepaskan oleh 32.000 bom nuklir Hiroshima.
BACA JUGA:Penerimaan CPNS LIPI 2024, Ada 175 Formasi, Berikut Syarat dan Ketentuannya
“Satu gempa bumi megathrust ini setara dengan energi yang dilepaskan oleh 32.000 bom nuklir Hiroshima,” ujar Raúl Pérez-López, ahli geologi gempa bumi di Geological and Mining Institute di Spanyol.
Angka ini bukan hanya mengejutkan, tetapi juga menggambarkan betapa besar potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh gempa ini.