Marnita kemudian bilang kepada NN bahwa anaknya kini kesakitan akibat dilumuri cabai oleh NN. Alih-alih bertanggung jawab, menurut Marnita, NN malah pergi begitu saja meninggalkan dirinya.
BACA JUGA:Total Harta Kekayaan Sahbirin Noor, Gubernur Kalsel yang Jadi Tersangka Kasus Suap
Setibanya kembali ke rumah, TMK bercerita bahwa sebelum dilumuri cabai oleh NN, dirinya kedapatan merokok sendirian di dalam asrama oleh salah satu ustaz. Dia kemudian dihukum dengan rambutnya dicukur sampai plontos.
Untuk informasi, Dayah terpadu tersebut memang memiliki 10 peraturan yang isinya dapat dilihat terpampang di sisi kanan pintu masuk.
Di antara sepuluh aturan, sanksi cukur rambut hanya berlaku untuk pelanggaran tidak salat berjemaah, bukan merokok.
Usai digunduli oleh ustaz yang mendapati TMK merokok, tiba-tiba NN datang menghampiri seakan ingin ikut memberi pelajaran dengan cara mencubit pipi kiri dan kanan TMK.
Saat itu, NN pergi mengambil sesuatu ke rumahnya yang lokasinya masih di dalam lingkungan dayah. Ternyata itu segepok cabai yang sudah digiling.
Menurut pengakuan TMK, kata Marnita, anaknya kemudian dijadikan bahan tontonan dengan cara diikat tangannya ke belakang dan disandarkan ke sebuah batang kayu di halaman dayah dalam kondisi telanjang dada.
NN kemudian menyesakkan segenggam cabai yang sudah digiling ke dalam mulut bocah tersebut.
“Dua kali ditaruh di mulut, sampai, giginya copot. Habis itu baru dilumuri di badannya, dioles-oles di badannya. Ada beberapa kali di depan sama yang di belakang,” tutur Marnita, menirukan pengakuan putranya.
Kemudian, usai melampiaskan hukuman kepada TMK, NN menyuruh bocah tersebut mandi.
Menurut Marnita, saat menyuruh bocah itu mandi, NN sama sekali tidak melepaskan ikatan tangan TMK, hanya membiarkan bocah itu mengering dengan lumuran cabai serta gigi yang telah tanggal dan berdarah.
BACA JUGA:Polri Bongkar Sindikat Judi Online yang Dikendalikan WNA China, Sita Uang Tunai Rp 6 Miliar
TMK berusaha melepaskan ikatan dengan bantuan temannya sesama santri saat NN telah pergi.
Ia sempat mandi di dayah dengan bantuan santri lainnya, tetapi karena tidak tahan lagi dengan rasa perih yang menggerayangi di sekujur tubuhnya, ia pun memutuskan untuk melarikan diri ke rumah.
Sementara itu, untuk meredahkan perih tersebut, tubuh bocah laki-laki itu dilumuri bedak oleh keluarganya.
Menurut Marnita, sebelum menceburkan diri ke dalam bak air di kamar mandi, TMK sempat mendapat penanganan seperti dioles dengan kelapa parut sembari dikipasi agar rasa perih di tubuhnya mereda.