Dosen Musik Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Dipecat, Fakta Baru Rupanya Ada Dosen Serupa dan Korban Lain

Kamis 24-10-2024,17:15 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Agus Faizar

- 20 Oktober 2024

Selanjutnya, diketahui jika para pelapor meminta agar identitas dirahasiakan dan tidak disebarluaskan serta menyampaikan harapan untuk masalah ini tidak diperpanjang kembali karena terlapor sudah menerima sanksi dari pihak universitas. 

BACA JUGA:Presiden Prabowo Siapkan Perpres Pemutihan Utang untuk 6 Juta UMKM dan Petani

Mengenai kasus ini, pihak UPH menegaskan bahwa mereka tidak akan menoleransi adanya kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus, akan menjunjung tinggi asas keberpihakan kepada korban, dan akan memberikan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku. 
Selanjutnya, UPH juga mendorong untuk seluruh mahasiswa, dosen, dan staf untuk melaporkan kejadian kekerasan seksual yang dialami atau disaksikan melalui Satgas PPKS UPH.

BACA JUGA:Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur, Kejagung Sita Uang Miliaran dari Empat Tersangka

Sementara itu, dilansir dari laman tempo.co, adapun fakta baru terungkap dari salah satu alumni dari UPH yakni HE, yang juga dari program studi musik mengungkapkan jika selain MS, ada dua dosen yang pernah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Dua dosen itu, kata HE, sama seperti MS, mengajar mata kuliah alat musik.

BACA JUGA:3 Penyebab Perusahaan Legendaris Tekstil Stitex Bangkrut

Kejadian pelecehan itu terjadi di tahun 2005. HE mengatakan dua dosen yang melakukan pelecehan terhadapnya mengajar mata kuliah gitar dan drum. 
“Saya tidak tahu bapak dosen inisial AC yang mengajar drum itu masih mengajar di UPH atau tidak. Tetapi setahu saya dosen gitar, inisial BT, masih mengajar di sana,” kata HE, Selasa, 22 Oktober 2024.

Selain itu, HE juga mengaku jika beberapa kali mendapatkan pelecehan seksual dari kedua dosen itu. 

BACA JUGA:Peringatan Dini BMKG, Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Angin Kencang

Dosen drum, kata HE, pernah meraba-raba bagian dada dan punggungnya. Awalnya dia tidak menaruh rasa curiga dan janya mengira jika saat dosen drum itu memegang tubuh HE, itu merupakan bagian dari teknik mengajar.
“Tapi kok lama-lama seperti menjalan ke mana-mana. Dari situ aku kabur. Aku sudah enggak mau masuk-masuk kelas lagi,” ungkap HE.

BACA JUGA:Bikin Jijik Tetangga, Ini Alasan Si Kakek Buang Kotoran di Jalan Setiap Hari

Dia juga sempat dicap pemalas oleh fakultas karena sering tidak masuk kelas. Tetapi, HE mengatakan ia tak mau masuk kelas lagi karena takut dengan AC yang saat itu menjadi dosennya. 
Namun pilunya, saat peristiwa pelecehan itu terjadi, HE hanya bisa terdiam dan tak tahu harus berbuat apa.

Pengalaman traumatis yang ia alami itu disimpan sendiri sejak 2005 hingga sekarang. “Ini pasangan aku saja tidak tahu. Aku takut, malu. Aku sebenarnya malu menceritakan ini,” kata HE.
Selanjutnya, hal ini tak berhenti di dosen drum saja, rupanya satu tahun kemudian pada tahun 2006, HE mengambil kelas gitar.
Sebagai mahasiswa yang mengambil jurusan Education Music, dia harus mempelajari berbagai alat musik. Dia diajari oleh BT teknik gitar.

BACA JUGA:OJK Tutup dan Cabut Izin PT Investree Radika Jaya, Begini Nasib Karyawannya

Tetapi, modus mengajari teknik memegang alat musik kembali berujung pelecehan seksual terhadap HE. 
“Modusnya sama. Aku pikir hanya teknik memang alat musik. Tetapi teknik itu kan tidak harus menyentuh semua bagian tubuh, mulai dari depan ke belakang. Yang dosen gitar ini bahkan kissing aku,” tutur HE.

Kategori :