Sadbor pernah menceritakan awal mula perjalanannya di dunia TikTok saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Sadbor bekerja sebagai penjahit keliling di Jakarta.
Saat pandemi COVID-19 melanda, Sadbor mencoba mencari penghasilan tambahan dengan melakukan siaran langsung di TikTok.
"Saya awalnya di Jakarta jahit keliling waktu Corona. Saya coba sambil live, tak sadar tiba-tiba saldo di akun Tiktok ada beberapa dolar,” ujarnya, Kamis (24/10/2024).
BACA JUGA:Kronologi Driver Taksi Online Ditonjok Penumpang Pria, Apa Pemicunya?
Melihat penghasilan dari TikTok yang cukup besar, Sadbor memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Sukabumi dan fokus mencari uang melalui platform tersebut.
Ia kemudian menciptakan gerakan khas "joget ayam patuk" yang menarik perhatian banyak orang. Sejak tahun 2021, ia mulai mengajak tetangganya untuk ikut siaran langsung di TikTok setiap hari.
Banyak warga yang akhirnya tertarik untuk bergabung karena melihat potensi penghasilan dari aktivitas ini.
Menurut Sadbor, siaran langsung di TikTok tidak hanya menguntungkan dirinya, tetapi juga memberikan penghasilan tambahan bagi warga di sekitarnya.
“Selama dua tahun live Tiktok, banyak rekan yang terbantu hingga bisa membeli sepeda motor, merenovasi rumah, bahkan ada yang membeli rumah,” tandasnya.
Aktivitas live TikTok ala Sadbor pun semakin populer di kalangan masyarakat Sukabumi dan sekitarnya.
BACA JUGA:Huawei Watch GT 5 Series Resmi Rilis di Indonesia, Ini Daftar Harga dan Fitur Canggihnya
Tuduhan Mengemis Online dan Kontroversi
Meski memiliki banyak penggemar, aktivitas Sadbor di TikTok tidak lepas dari kritik. Banyak netizen yang menganggapnya sebagai "pengemis online" karena sering meminta gift dari penonton.
Komentar negatif dan kritik tajam tentang gaya siaran langsung Sadbor kerap bermunculan di media sosial.
Namun, Sadbor menanggapinya dengan santai dan terus melanjutkan aktivitas live-nya. Baginya, popularitas di TikTok memang tidak lepas dari komentar negatif yang menjadi “makanan sehari-hari”.
“Saya selalu bilang sama teman-teman, kalau mau ramai akunnya itu harus kuat. Kalau ramai itu hinaan, hujatan, dan bully-an itu pasti jadi makanan sehari-hari, itu jangan dilawan karena kalau enggak ada mereka, kita enggak akan ramai,” jelasnya.
Baginya, semua komentar, baik positif maupun negatif, adalah bagian dari perjalanan seorang content creator di media sosial.
BACA JUGA:Spesifikasi Huawei Nova 13 Series, Ponsel Canggih dengan Harga Murah